Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Senin, 09 Januari 2012

Bulan Madu Mendadak (part 1)


Denpasar.
8 Desember 2011. 13.20 WITA.
Awalnya, saya pikir selama field visit GoVlog kami akan sempat jalan-jalan dan mampir ke beberapa objek wisata terkenal di Bali, tapi ternyata TIDAK, saudara-saudara... T___T Seperti yang sudah saya ceritakan di beberapa postingan sebelumnya, jadwal kami sangat padat. Usai dari Yayasan Kerti Praja, rombongan mampir di restoran Budesa. Sebelum makan siang, dengan perut lapar, kami masih sempat berpose riang gembira di depan restoran. *emang nggak boleh liat kamera dikit ya.. -.-" *  

ki-ka: Mas Siswanto, Fadel, Eqy, saya, Febi, Vina, Aziz, Chandra, Rahmat, Lingga

depan: Lingga, Aziz, Vina.
belakang: Febi, Rahmat, Eqy, saya, Mbak Galuh, Mas Siswanto
Di luar ruangan tempat kami makan siang, ada sebuah kolam kecil. Di kolam inilah Rahmat, salah seorang finalis GoVlog, melihat adegan dua sejoli katak sedang bermesraan dan ********. *kena sensor, adegan 17+* Peristiwa biologis ini pun kemudian diabadikan sebagai nama grup Facebook kami, Kodok Kawin. Grup Facebook ini dibentuk agar para finalis GoVlog tetap bisa saling kontak walau nanti telah kembali ke daerah asalnya masing-masing. Sumpah deh, saya nggak tahu-menahu bahwa siang itu ada sepasang katak di kolam, juga sama sekali tidak diminta urun saran nama yang lebih keren. 

Selesai makan siang, syukurlah kami sempat bertandang ke Krisna, salah satu pusat oleh-oleh khas Bali terlengkap. Mulai dari makanan seperti pia, kacang dan salak Bali, barang pecah belah, gantungan kunci, mouse pad, kaos Bali bersablon tulisan kocak, sampai aksesoris dan sandal etnik pun ada. Buat kamu yang tidak mau repot tarik urat untuk tawar-menawar harga seperti di pasar Sukawati atau di pasar kerajinan tangan lainnya, harga barang-barang di sini cukup terjangkau. Kalau mau beli suvenir murah meriah untuk rame-rame, beli saja yang kemasan isi 10 pieces, misalnya gantungan kunci yang terbuat dari kayu. Harganya tidak sampai IDR 20000 kok. *emak-emak irit dot com*

Patung Dewa Krisna, maskot Toko Krisna
Pukul 15.00 WITA acara belanja-belanji selesai. Sebelum rombongan bertolak ke bandara Ngurah Rai, saya pamit pada Mbak Galuh, Mas Eko, para personil AusAid, kru-kru Panorama Tours, dan pastinya 9 peserta GoVlog lainnya. Ya, saya masih akan tinggal di Bali 1 hari lagi, bersama... Mas Har, suami saya. o^.^o

Kok bisa?

Jadi.. di hari kedua field visit, suami menyusul saya ke Bali. Bagi saya dan Mas Har, yang tidak bisa tiap hari bertemu karena terpisah jarak (suami saya bertugas di kawasan lepas pantai), momen kebersamaan jadi sangat berharga. Kalau berantem sehari aja, rasanya rugiii banget. Daripada menghabiskan waktu seharian untuk diem-dieman dan saling salah paham, lebih baik segera saling memaafkan dan kembali rukun kan? ^___^

Nah, demi mengejar momen kebersamaan itu pula suami saya berangkat dari Jakarta ke Bali. Tapi selain alasan romantis itu, rupanya Mas Har punya alasan lain: dia belum pernah ke Bali dan kapan lagi travelling ke sini kalau nggak sekarang, saat separuh biaya perjalanan dan akomodasi saya ditanggung oleh AusAid? Hihihi... *bapak-bapak ekonomis dot com* 

Anggap saja kunjungan ke Pulau Dewata ini rezeki tak terduga buat kami. Honeymoon alias bulan madu mendadak!

Siang hari ini kami berdua boyongan dari hotel Santika Kuta ke Tune Hotels, hotel jejaring Air Asia yang memiliki konsep layanan terbatas dan harga terjangkau. Tune Hotels meniadakan berbagai layanan ekstra yang membuat tarif kamar hotel jadi mahal. 

Intinya, selama berada di Bali, kami berdua ingin jalan-jalan, bukan ngendon di hotel. Kami tidak butuh kamar hotel mewah dengan layanan saluran tivi kabel mancanegara, mini bar, room service, bathtub, dan fasilitas lain yang bertujuan membuat tamu betah tinggal di kamar. Kamar hotel bagi kami hanyalah tempat untuk mandi dan istirahat setelah lelah jalan-jalan seharian. Tune Hotels kami rasa cocok untuk itu.

Kuta, 19.30 WITA
Malam harinya, kami berboncengan naik skuter matic sewaan ke daerah Kuta, Legian, dan sekitarnya. Mas Har sudah menyewa skuter ini sejak pagi dengan tarif IDR 50000 per hari. Dengan skuter ini dia ngider keliling Kuta dan Legian sendirian selama saya sibuk dengan jadwal field visit.  Oya, buat kamu yang nggak mau capek berjalan kaki, bisa menyewa sepeda motor atau mobil. Di Denpasar banyak kok tempat persewaan kendaraan. 

Ini lho skuternya..eh.. Ini lho Mas Har! :)
Saran saya, kalau cuma mau jalan-jalan di seputar Denpasar, sewa motor saja biar lebih gesit menyelinap di tengah kemacetan lalu lintas. Iya, serius, kemacetan lalin nggak hanya ada di Jakarta saja, ternyata. Untuk tempat-tempat tujuan travelling yang agak jauh seperti Bedugul, Tanah Lot atau Ubud, sewalah mobil agar lebih nyaman selama di perjalanan.

Di pantai Kuta, kami sempat ngemil jagung bakar dulu sebelum pulang ke hotel. Si abang penjual jagung bakar dengan gaya sok akrab deket menyapa sekelompok turis asing yang lewat sambil menawarkan dagangannya. "Hi, how are you, Mister?!" 

"Wah, Ri, di sini, tukang jagung bakar aja jago bahasa Inggris ya," gurau Mas Har.

Saya tersenyum. Ya, kemahiran berbahasa asing memang bukan hanya milik mereka yang mampu membayar kursus di tempat-tempat mahal dengan native speaker sebagai gurunya. Tapi milik siapa saja yang mau berlatih, mau belajar. Orang bilang, cara terbaik belajar berenang adalah dengan terjun ke air. Maka cara terbaik belajar bahasa Inggris adalah dengan berada di tengah orang-orang yang berbahasa Inggris dan berlatih percakapan dengan mereka. Contohnya, penjual jagung bakar tadi itu.


~bersambung~

3 komentar:

  1. Iiiihhh, Ruri nulis nama di atas pasir... Unyuuu :))

    BalasHapus
  2. hi!,Ι love уouг wrіtіng ѵery much!
    shaгe we сommunicate eхtгa abοut your
    post on AOL? I requirе a spеcialiѕt οn thiѕ
    агea tο resοlve my problem.
    Maybe that's you! Taking a look forward to peer you.
    Check out my blog post pikavippii

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya :)