Diam-diam, kunikmati riuh terpaan hujan di kaca jendela kamarku. Jejak bulir air serupa parit-parit kecil di sana,mengotori pemandangan berupa awan tebal dan langit muram Jakarta. Lalu, kubuka lagi e-mailmu.
Paris, 25 November.
Dear Tara,Kubawakan musim gugur di pemakaman Père Lachaise untukmu. Helai-helai daun kecoklatan berjatuhan dengan gembira dari ranting pohon. Kontras dengan hitamnya jajaran batu nisan yang berdiri muram di pemakaman. Disinilah jasad sastrawan favoritmu, Oscar Wilde, bersemayam. Selalu saja ada bunga segar atau bekas kecupan bibir berlipstik yang ditinggalkan oleh para pengunjung dan fans Wilde di batu nisannya. Wow. Kalau dia memang sehebat itu, kapan-kapan aku harus membaca syair gubahannya.;-)Happy 5th Anniversary.Andre.
Saat itu aku tiba dari Surabaya,dan kamu baru pulang dari Peru. Di atas Damri, kamu bercerita tentang tebing batu bernama Nevado Mismi di pegunungan Andes, yang kamu singgahi. Di sana,bongkahan es raksasa meleleh,mengalir membentuk sungai. Dari Nevado Mismi-lah aliran sungai Amazon yang tersohor itu berasal.Aku langsung jatuh cinta,Dre. Pada bara di matamu. Pada darah petualang dalam pembuluh nadimu. Pada ambisi eksotismu untuk keliling dunia. Pada puluhan foto bidikanmu untukku agar aku seolah berada di semua tempat yang pernah kau kunjungi.Tapi perasaanku sudah berubah.Belum puas kamu mengembara? Berapa tempat lagi yang harus kamu jelajahi? Berapa lama lagi aku mesti menunggumu pulang? Aku letih merindukanmu. Aku bosan hanya mencintai bayang-bayangmu. Aku tak mau lagi bersabar untukmu.Aku tak butuh Skype video call. Atau foto. Atau e-mail. Aku butuh kamu,di sini. Aku ingin jadi rumahmu, Dre, bukan sekedar persinggahan saat kamu penat berkelana.Jadi, inilah e-mail balasanku. Singkat saja.
Jakarta, 25 November.
Dear Andre,
Happy 5th Anniversary.
Maafkan aku. Ini akan jadi perayaan terakhir kita. Kita berpisah.
Take care.
Tara.
Meski sempat tergugu, teguh kupilih ikon di layar laptopku.
Send.
*
Fiksi romantis dengan image yg indah mba,ikut tercenung membayangkan pegunungan Andes,..seindah apakah ?
BalasHapusah..nanti kutanyain ke Andre deh, seperti apa Nevado Mismi itu. :)
Hapussangat indah ....
BalasHapusParis-nya, mas? :)
Hapusini fiksi ya mbak???
BalasHapussepenuhnya fiksi. cuma setting tempatnya yang bener ada.
HapusNice.
BalasHapusDg naas kisah...
thanks, dear Maliyya :))
Hapusaahhh...cantiiik, makin keren aja nih Ruri :) Gudlak ngontesnya yaa...
BalasHapushihi.. tadinya sampe 500 kata, trus diedit-edit sampe juga mentok 300 kata :) gudlak juga #postcardfiction-mu, Rin :D
HapusJadi terbawa susana deh aku..
BalasHapusmbak pernah ketempat itu ya sehingga penggambaran tempat jadi sederhana tapi terbayang oleh pembaca [seperti saya] :)
belum pernah ke sana, tapi pingin sih.. *ngarep* cuma googling aja dan nemu gambar pemakaman Pere Lachaise yang cantik itu. :)
Hapuskeren ih! :D
BalasHapus*cium Nath* (-.-)
Hapuswahhhh kalo aku punya 100 buah jempol, akan aku kasih sepenuhnya untuk mba hahaha
BalasHapusbagussssssssssssssssshhhhhhh *4jempol*
punya 100 jempol? serem ih, say... -.-
Hapussumpah, ini kerennya beneran biasa di luar. :-D
BalasHapusaduh... kasih diterima ya Mas Andri atas kunjungannya ke blog saya :')
HapusFlash-fiction yang bagus... Terima kasih sudah boleh membaca.. :D
BalasHapusTerus semangat berkarya! :D