Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Rabu, 18 Februari 2015

Visi-Misi, Janji pada Diri Sendiri

gambar dari sini

"Yang membuat hidup ini menarik adalah 
kemungkinan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan."

(Paulo Coelho dalam buku Sang Alkemis)

Segala sesuatu di dunia ini ada untuk suatu tujuan. Bila seekor lebah saja diciptakan dengan tujuan, apalagi kita, manusia. Makhluk yang diberi kelebihan berupa akal dan kebebasan berkehendak. Malu dong ah kalau sampai kalah keren sama lebah, hehe.

Kita sering menyebut impian, cita-cita, tujuan hidup itu dengan istilah visi. Kesuksesan meraih visi tentu saja bukan sesuatu yang jatuh begitu aja dari langit atau diberikan cuma-cuma, melainkan butuh upaya. Upaya-upaya mencapai visi inilah yang disebut misi.

Visi

Visi saya simpel saja. Saya ingin hidup saya bermanfaat bagi orang lain. Bahkan meski kelak saya sudah tiada sekalipun, saya berharap jejak manfaat itu masih bisa dirasakan oleh mereka yang masih hidup.

Misi

Apa saja yang sudah, sedang dan akan saya lakukan untuk mencapai visi saya? Saya menyimpulkannya dalam dua poin saja, yang sama simpelnya.

Misi pertama, saya berusaha menyebarkan manfaat kepada orang lain melalui hobi saya, nge-blog.

Kalau diingat-ingat, sebetulnya hobi menulis sudah ada sejak saya masih pelajar SD. Waktu itu saya sudah punya buku harian sendiri yang penuh dengan rahasia memalukan khas anak ingusan, haha. Selama bertahun-tahun kemudian, sudah beberapa buku harian tebal yang saya habiskan untuk menulis curhat, renungan dan impian saya, yang kemudian saya musnahkan karena takut kalau-kalau semua itu terbaca oleh orang lain. :)

Hobi ini masih berlanjut sampai saat ini, hanya saja medianya berbeda. Dulu buku harian, sekarang blog. Karena menulis untuk kepuasan diri sendiri, saya terkejut ketika menemukan ada orang-orang yang mengomentari tulisan saya. Mereka memperoleh manfaat dari apa yang saya bagi, atau setidaknya merasa terkuatkan karena menemukan teman senasib di dunia maya yang pernah mengalami problem sama.

Saya mulai mengurangi curhat ngga jelas yang sekiranya tidak ada hikmah atau hiburan baik yang bisa dipetik. Sebaliknya, saya mencoba berbagi tulisan yang lebih bermanfaat. Mulai dari informasi kesehatan (Saat Antibiotik Tak Lagi Manjur, Ayo Kalahkan Tuberkulosis), resensi buku dan film (Sang Alkemis, Salahkan Bintang-bintang), opini saya soal topik yang sedang hangat diperbincangkan (Apapun Demi Sekeping Medali, Quick Count dan Darah Manusia), sampai orang-orang yang lewat sepintas dalam keseharian saya tapi memberikan pelajaran berharga (Semangat Pagi di Usia Senja, Panggil Dia Si Gagu).

Misi kedua, saya mencoba untuk bermanfaat bagi orang lain lewat pekerjaan saya sehari-hari.

Saya banyak bekerja di laboratorium. Tempat yang tidak menarik bagi sebagian teman-teman saya seprofesi, yang lebih menyukai interaksi langsung dan intervensi dengan pasien. Di Indonesia bidang ilmu ini memang masih kurang populer, kurang tersorot prestasinya, dan kurang-kurang lainnya. Tapi meski seolah bekerja "di belakang layar", orang-orang yang bergelut di bidang ini sesungguhnya punya banyak kiprah positif di masyarakat.

Bayi tabung untuk pasangan-pasangan suami istri yang sulit memiliki keturunan dengan cara alami, mendeteksi penyakit genetik  pada anak bahkan saat ia masih dalam kandungan ibu, obat atau vaksin baru untuk menyembuhkan penyakit yang dulu pernah dianggap "tak tersembuhkan" dan telah merenggut banyak jiwa manusia. Semua itu berawal dari penelitian-penelitian panjang yang dilakukan di laboratorium.

Supaya bisa memenuhi misi kedua dengan lebih baik lagi, saya baru saja mulai melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Semoga ilmu yang saya dapat nanti aplikasinya bisa mendatangkan manfaat untuk masyarakat. Mohon doanya ya, teman-teman.  ^_^

Akankah visi-misi itu tercapai?

Mungkin saya bukan blogger fenomenal yang isi blognya cukup nge-hits untuk diangkat ke layar lebar. Mungkin saya juga belum bisa mendulang limpahan rupiah (apalagi dolar, hihi) dari ratusan cerita yang saya abadikan di blog. Dan sangat mungkin sebagian tulisan saya bahkan manfaatnya tak akan sanggup menjangkau sekian banyak netizen di dunia maya, karena hanya dibaca oleh satu, dua orang saja.

Tidak apa-apa. Mengetahui tulisan saya berguna bagi pembaca itu--walau cuma satu orang sekalipun, rasanya membahagiakan.

Mungkin saya tidak akan jadi ilmuwan legendaris selevel Ibnu Sina, peletak fondasi ilmu kedokteran yang karya-karyanya dulu dijadikan referensi oleh bangsa Eropa. Mungkin juga saya tidak akan bisa menyelamatkan nyawa sebanyak yang sudah dilakukan Alexander Fleming dengan antibiotik penicillin temuannya. Dan sangat mungkin nama saya tidak akan diingat dalam sejarah, yang dipenuhi orang-orang hebat dan lebih berhak untuk dikenang.

Tidak apa-apa.  Saya tidak keberatan bila setelah mati nanti, saya dilupakan oleh zaman. Selama dengan ilmu yang saya miliki saya bisa meninggalkan satu warisan kecil yang bermanfaat. Satu kerikil di antara bebatuan lain, yang di masa depan nanti menyusun istana bernama kemajuan peradaban.

Wah, ternyata visi misi hidup sama sekali ngga sesimpel yang tadi saya bilang ya, hehe. Mencanangkan impian, tujuan hidup itu seperti berjanji pada diri sendiri bahwa kita akan berusaha mengisi gelas kehidupan kita sepenuh-penuhnya. To live our life to the fullest. Memang bukan janji yang enteng, dan bisa jadi butuh waktu seumur hidup untuk melunasinya. Tapi seperti kata Paulo Coelho yang saya kutip di awal tulisan ini, bukankah itu yang membuat hidup ini menarik?

17 komentar:

  1. Ya
    jd semangat hdp itu

    @guru5seni8
    Http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Yupp, semua keinginan yang ingin kita raih itu pasti sulit untuk kita raih, tapi bukankah itu menjadikan hidup menjadi lebih menarik? Terkadang menuliskan keingingan ataupun visi lebih mudah daripada menjalaninya. Semangat terus yah Mba Ruri

    @rin_mizsipoel

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip saya setuju dengan mbak ririn. tapi dengan adannya planning hidup lebih terarah ^_^

      Hapus
    2. Iya mbak Rin.. kalo yang gampang2 aja untuk diraih itu bukan visi namanya. Hehe.

      Hapus
    3. Sepakat Dib, katanya planning yg baik itu udah setengah perjalanan menuju keberhasilan. Nah yg setengahnya lagi neh yg kudu jungkir balik :D

      Hapus
  3. Hidup dgn rencana yg baik tentunya akan mendapatkan yg haik pula, smg apa yg tersirat dan surat dpt tercapai dan di kabulkan olh allah swt, amin :) tetap smngt jlni hidup ini

    BalasHapus
  4. bermanfaat bagi orang lain memang banyak caranya sesuai dengan profesi kita, apapun itu semoga dimudahkan Allah :)
    sukses dan semoga tercapai ya ruri aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Good luck. visi misi kita apapun itu asal baik, semoga dilapangkan jalan olehNya menuju ke sana

      Hapus
  5. Tak salah berarti kita mencintai aktifitas ngeblog ya Mbak. Walau sering menulis curhat gak jelas minimal dibaca orang dan bermanfaat walau itu hanya satu kalimat hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak.. kalo dulu curhatnya ngga jelas. Setelah mencanangkan visi misi curhatnya insyaallah lebih jelas. Hihihi.. ujung2nya tetep curhat.

      Hapus
  6. Semoga tercapai ya mbak.
    semangat.
    ;)

    BalasHapus
  7. Meng-amiin-kan Visi dan misinya Mbak. Semoga ngeblog menjadi salah satu media tebar manfaat bagi sesama.

    @ririekayan

    BalasHapus
  8. mudah-mudah visi dan misinya terwujud

    BalasHapus
  9. Menjadi seorang blogger itu sebuah pilihan hidup lho, bukan karena hanya janji manis bisa menjadi seseorang yang cukup dikenal dan juga bukan karena iming2 dollar bulanan. Intinya semangat saja, tetap konsisten dan komitmen untuk tetap menjadi seorang blogger. Salam hangat dari Blogger Borneo... :-)

    BalasHapus
  10. Bagus banget artikelnya..mudah mudahan saya bisa sperti anda.

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya :)