(Sumber: antarafoto.com) |
Dari maraknya industri kecil konfeksi di berbagai daerah dan kota besar seperti konfeksi Semarang, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan sebagainya, Perkampungan Industri Kecil (PIK) adalah satu sentra industri rumahan konfeksi di Jakarta yang menarik untuk dibicarakan. PIK berlokasi di Jl. Raya Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, yang cukup mudah dijangkau dengan moda transportasi umum Metromini, Trans Jakarta, Commuter Line atau ojek.
Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Cokropranolo, serta diresmikan tahun 1982, PIK merupakan titik relokasi industri rumahan yang berasal dari Kelurahan Palmerah (Jakarta Barat) dan kawasan Pluit (Jakarta Utara). Relokasi ini dimaksudkan agar ruang industri kecil dan menengah bisa dipusatkan di satu sentra sehingga lebih tertata. Selain menjadi sentra produksi komoditas, PIK juga menjadi tempat memasarkan produk-produk tersebut dengan harga yang terjangkau.
Dari beberapa kelompok komoditas yang ada, seperti logam, kerajinan kulit, mebel, dan lain-lain, konfeksi adalah jenis komoditas yang mendominasi industri rumahan di PIK di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Mulai dari kaos, jaket, topi, busana muslim, dan sebagainya yang dipercantik dengan sablon atau bordir, ada di sini.
Sayangnya, bisnis konfeksi di PIK masih cenderung sepi konsumen. Begitu pula toko dan kios yang menjual produk konfeksi, jumlah pengunjungnya belum sebanyak yang diharapkan. Para turis, bahkan sebagian warga Jakarta sendiri pun ada yang belum tahu tentang PIK. Para pelaku industri mengeluhkan kurangnya promosi mengenai PIK sebagai objek wisata industri dan belanja yang potensial di Jakarta. PIK amat jarang disorot media jika dibandingkan objek wisata belanja konfeksi lainnya di Jakarta seperti Pasar Baru atau Pasar Jatinegara.
Turis-turis dan kebanyakan warga Jakarta justru lebih familiar berbelanja pakaian di mal-mal yang menjamur di ibukota, padahal mereka bisa membeli produk konfeksi sejenis dengan mutu tak kalah bagus di PIK, dengan harga yang jauh lebih terjangkau, bisa selisih hingga 50% dari banderol harga di mal.
Kondisi ini sudah disadari pula oleh pemerintah propinsi DKI Jakarta. Walikota Jakarta Timur, Krisdianto, menjelaskan bahwa pemerintah sedang berbenah dalam menarik investor dan konsumen. Tak lama lagi, terminal terpadu Pulogebang yang menghubungkan Kecamatan Cakung dengan tempat-tempat strategis di Jakarta, akan diaktifkan. Diharapkan, ini akan menarik masyarakat sebanyak-banyaknya untuk berkunjung ke sentra industri rumahan di PIK.
Selain itu, pihak pengusaha sendiri juga harus aktif mempromosikan produk industrinya, mengikuti perkembangan mode dan terus membuat inovasi produk untuk menarik minat konsumen. Dalam rangka membantu pengusaha kecil mempromosikan produknya, sekaligus mempromosikan PIK itu sendiri, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jakarta Timur mengadakan acara akhir tahun 2014 lalu yang bertajuk Gelar dan Gebyar Produk UMKM. Acara diramaikan dengan kegiatan-kegiatan seperti pameran produk usaha kecil-menengah termasuk produk konfeksi, talkshow kiat bersiap menghadapi gempuran barang-barang impor dan tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dengan pakar komunikasi, Yuliandre Darwis, dan pengusaha sukses, Sandiaga Uno.
Referensi:
Kurang peminat, hmmm..sepertinya kurang krearif dech dalm hal promsi atau produknya karens seperti daerahku JAKOZ dan TEMPHOYAC oke punya laris manis karena banyak yg berkecimpung untuk memajukan produk lokal ini dan akhirnya ekonomi daerah bisa teranfkat :)
BalasHapusya di ibukota persaingannya sangat ketat, dan masih banyak jg pengusaha kecil yg belum melek internet... apalagi jemput bola ala promosi via socmed. Jadi cenderung menunggu konsumen datang & tergantung sama promosi mulut ke mulut
HapusSayang banget ya Mbak, kalau sudah berdiri lama harusnya PIK jadi kiblat pebisnis konveksi di Jakarta. Apalagi sudah ada internet ini, promosinya jadi lebih mudah. Orang daerah justru taunya jual baju murah di Tanah Abang lho Mbak, padahal saya pernah ke Tanah Abang tapi harganya gak jauh beda sama di Surabaya :D
BalasHapusYa sy jg pernah belanja di Pusat Grosir Surabaya harganya malah sebagian lebih murah drpd Tanah Abang. Itulah kekuatan promosi.. yg gencar dipromosikan maka itulah yg banyak didatangi
Hapuswah sunyi....semoga ga bankrut dan ada yang nolong buat berkembang itu, pastinya ada potensialnya dah
BalasHapusiya kuduk gencar promosi
btw itu bukan konfeksi tapi konveksi
@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Sy juga sempat rancu antara konveksi & konfeksi tapi setelah ngecek ke kamus ternyata konfeksi.. hehe
HapusWah keren ya, tapi sayangnya sepi. Semoga mereka bisa lebih kreatif biar bisa ramai. :D
BalasHapusIya..terutama kreatif dlm promosi produknya. Kalo mutu produknya sendiri udh lumayan bagus kok
Hapussayang banget yah harusnya karena udah berdiri lama harusnya makin dikenal,
BalasHapusdukungan pemerintah daerah sangat dibutuhkan nih, juga pelaku konveksi sendiri, baiknya promo online biar makin luas jaringan
Setuju mbak. Tapi kalo hanya pasif menunggu dibantu pemerintah, susah juga
Hapusya mungkin setelah ini bakalan banyak peminatnya dan PIK makin terkenal. Kan udah dibantu promosi di blog ini :)
BalasHapus@bahruladitya
Semoga gitu ya. Sy aja kemarin cari referensi tentang PIK di internet, kayaknya memang jarang diulas media dibandingkan tanah abang atau sentra dagang lainnya.. :( pdhal PIK unik karena sekaligus sbg sentra industri rumahannya juga.
HapusSemoga usahanya semakin berkembang....amiin
BalasHapusaamiin ^_^
Hapusiya kita harus siap menghadapi MEA ya
BalasHapusKereen, sebenarnya bisnis konveksi kita bisa bersaing go internasianal sudah banyak sekali kekayaan alam, yg harus dimanfaatkan.
BalasHapusMungkin dibutuhkan promosi dan kerja keras untuk membangkitakan PIK kembali.
BalasHapus@rin_mizsipoel
Nih, kesempatan para blogger untuk ikutan mempromosikan lho. Siapa tahu, ada rezeki juga dari situ.
BalasHapus@nuzululpunya