Don't ever say that you hate something, because you may end up loving it.
(Ruri, yang pernah bilang benci James Bond tapi akhirnya kesengsem juga)
Beberapa hari yang lalu, saya membaca di dunia maya betapa booming-nya film Skyfall. Yup, sekuel terbaru kisah petualangan James Bond, agen rahasia andalan MI6. Saya sendiri bukan penggemar James Bond. Saya hanya pernah menonton sedikit dari 23 film sekuelnya. Saya juga ngga hafal siapa saja aktor yang memerankannya dari masa ke masa.
"I never like James Bond." Itu komentar saya di akun twitter beberapa hari lalu. Jujur, saya ngga suka karakter tough-unbeatable-macho-man yang melekat pada tokoh Bond. Saya ngga suka melihat rasa percaya diri tingkat tinggi yang dimilikinya. Dan terutama saya ngga suka melihat Bond begitu gampangnya gonta-ganti teman tidur dalam satu sekuel saja.
Tadinya, saya terpaksa banget nonton Skyfall. Cuma untuk nemenin Mas Har aja, yang memang suka film-film bergenre action. Saya sendiri cinta mati sama film drama. Maklum, saya kan melankolis, hehe. Sebetulnya saya pingin nonton 50/50, tapi berhubung Mas Har keukeuh banget sama Skyfall, okelah saya mengalah. Toh suami saya juga tidak jarang mengalah dan bersedia menemani saya nonton film drama semacam Hachiko atau The Vow, yang saya tahu tak terlalu digemarinya. ;)
Di Istanbul, Bond memburu musuh yang telah mencuri harddisk berisi daftar nama agen-agen rahasia Inggris yang sedang menyamar di berbagai organisasi teroris di seluruh dunia. Sayangnya, Bond tertembak oleh rekannya sendiri, Eve, lalu menghilang, bahkan diduga telah tewas.
Setelah itu, organisasi MI6 harus menelan pil pahit berupa tewasnya sejumlah pegawai dan hancurnya markas mereka akibat pengeboman. Pihak musuh yang mencuri harddisk juga mulai membeberkan identitas agen-agen MI6 di internet, sehingga samaran mereka terbongkar dan nyawa mereka terancam. M, pimpinan MI6, juga harus menghadapi tekanan dari sebagian pejabat pemerintah Inggris, yang berpendapat organisasi spionase sudah ketinggalan zaman, tidak dibutuhkan lagi, dan seharusnya dibubarkan saja. Di masa genting ini, Bond muncul di hadapan M untuk membantu memulihkan nama baik MI6 dan mencari tahu siapa musuh yang mengobrak-abrik organisasi itu.
Apa yang menarik? Bukan, bukan adegan Bond terjun dari jembatan dan mendarat di atas gerbong kereta yang sedang melaju kencang, ataupun adegan saat dia tertembak oleh rekannya sendiri lalu jatuh bebas dari ketinggian--entahlah, mungkin ribuan meter, menuju sungai lalu hanyut di dalamnya. Adegan-adegan laga di sini memang sangat mengasyikkan untuk ditonton dan tidak vulgar menurut saya.
Tapi yang saya suka dari film ini adalah perubahan karakter James Bond itu sendiri. Dalam Skyfall, Bond tidak lagi begitu flamboyan, tangguh dan tak terkalahkan. Setelah berhasil lolos dari maut, ternyata cedera membuat Bond tak lagi "utuh".
James Bond, less charming, less strong, but more human |
Staminanya menurun. Bidikan pistolnya meleset karena tangannya tremor. Dia mulai kehilangan rasa percaya diri. Ngga mampu lagi jadi agen 007, itu sama aja dia kehilangan identitas yang dibanggakannya. Tambahan lagi, Bond melampiaskan rasa frustrasinya pada alkohol dan narkoba. Lengkap sudah, langit superioritas James Bond runtuh. Skyfall.
Hal lain yang saya suka dari film ini adalah sisi sentimentilnya. *Hey, what do you expect? I'm a melancholic! ;p * Sekilas disinggung tentang mendiang orangtua James Bond, yaitu Andrew Bond dan Monique Delacroix Bond. Skyfall, sebuah rumah tua di Skotlandia tempat Bond dan keluarganya pernah tinggal, bahkan menjadi setting pertempuran di bagian klimaks film.
Skyfall dilalap api |
Dan fakta bahwa Bond hanyalah seorang anak yatim piatu ketika M dari MI6 datang dan merekrutnya, agak mengagetkan saya.
Tadinya saya pikir Bond itu waktu lahir udah pake setelan jasnya yang stylish itu, lengkap dengan pistol dan senyum playboy jumawa. Hahaha. *Dikeplak sama penggemar James Bond* Senang rasanya mengetahui James Bond tidak sempurna. Dia jadi tampak lebih manusiawi di mata saya.
Selain itu, tak seperti beberapa sekuel yang pernah saya tonton, film ini sama sekali ngga bertaburan aneka senjata dan gadget canggih. Di bagian klimaks film yaitu saat Bond diserang oleh dalang kejahatan beserta pasukannya yang bersenjata canggih, Bond hanya memiliki sebilah pisau pemberian Kincade--pria tua yang menjaga rumah keluarga Bond, dan senapan tua milik almarhum ayahnya. Kuno banget kan?
"Tapi kadang-kadang, cara kuno adalah yang terbaik," kata Kincade.
Last but not least, lagu tema filmnya itu lho! Judulnya Skyfall, dinyanyikan oleh Adele. Suram, sedih, tapi keren banget.
Dari beberapa review yang saya baca, sekuel yang lain dari biasanya ini justru mendapat banyak pujian dari para kritikus film dan dianggap sebagai sekuel terbaik dalam limapuluh tahun sejarah film James Bond. Wow! Can you imagine, it's been 50 years dan kisah spionase ini masih punya jutaan penggemar fanatik di seluruh dunia sampai sekarang.
Dan, saat film usai dan saya berdiri dari kursi saya di bioskop, saya baru sadar bahwa orang-orang yang menonton bersama saya berasal dari berbagai kalangan usia. Ada segerombol remaja umur 18-an yang berisik. Ada banyak pasangan muda seperti saya dan Mas Har. Dan... ada juga lho beberapa pasang suami istri yang mungkin seumuran ibu saya, umur 60-an. Mereka fans James Bond sejak muda dulu kali ya.
Oke. Akhirnya, inilah pengakuan saya. Saya mulai kesengsem sama James Bond, yang ternyata manusia biasa. Saya jadi tertarik mencari, bukan hanya sekuel-sekuel sebelumnya tapi juga novel-novelnya. Saya baru tahu juga nih bahwa meski tokoh James Bond pertama kali diciptakan oleh Ian Fleming, ternyata setelah sang penulis wafat, tokoh Bond terus dihidupkan dari masa ke masa oleh penulis-penulis lainnya, antara lain Kingsley Amis, John Pearson, John Gardner, Raymond Benson, Sebastian Faulks, dan Jeffery Deaver. Panjang umur amat sih si agen 007 ini. -__-
Dan tentu saja, saya penasaran juga sama sekuel James Bond yang akan datang. Hmm, let's wait and see then. :)
Dan tentu saja, saya penasaran juga sama sekuel James Bond yang akan datang. Hmm, let's wait and see then. :)
*
justru saya agak kecewa dengan Skyfall ini, terlalu drama
BalasHapushehehe, soalnya Mas Hendra ngga melankolis kayak saya sih :)
HapusEntah kenapa menurutku Casino Royale masih lebih bagus daripada Skyfall. Hehe
BalasHapushmm, saya ngga bisa ngomentarin Casino Royale, soalnya belum nonton.. *nyengir*
Hapusiya, saya juga lebih tertarik untuk menonton ketika ada sentuhan dramanya.. wah, jadi penasaran pengen nonton skyfall juga nih..:-)
BalasHapusselamat menyaksikan :D
Hapusih kalo aku da suka skyfall pakek banget :D bagussssss tapi emang sih Casino Royale lebih TOP :D lagunya skyfall by Adele juga enak btw :)
BalasHapusyap. rada mengiris hati gitu, Adele banget ya. hehe
Hapus