Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Tampilkan postingan dengan label Jakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jakarta. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 November 2012

Ke Kota Tua? Jangan Lupa Singgah di Museum Bank Indonesia!

Kota Tua adalah salah satu kawasan wisata bersejarah yang unik di Jakarta. Di sini terdapat bangunan-bangunan bergaya arsitektur Belanda atau Eropa. Ada pula bangunan-bangunan yang bernuansa arsitektur Cina. Beberapa di antaranya menjadi museum yang mengabadikan kehidupan Jakarta berabad-abad silam. 

Saya pernah berkunjung ke Kota Tua sekitar tiga tahun lalu. Di antara sekian banyak sudut menarik yang kami singgahi, ada satu museum yang paling membuat saya terkesan, yaitu Museum Bank Indonesia

Minggu, 21 Oktober 2012

Terminal Pulogebang

Maket terminal Pulogebang

Sejak setahun lalu saya tinggal di daerah Pulogebang, Jakarta Timur, hampir tiap hari saya melintasi flyover Pulogebang dalam perjalanan pulang-pergi ngantor. Dari atas flyover itu, terlihat kompleks bangunan megah beratap melengkung warna biru, masih setengah jadi.

"Oh, itu terminal Pulogebang," kata suami saya. "Calon terminal bus terbesar di Asia Tenggara lho."

"Wah, keren dong! Kapan-kapan kita ke sana yuk, Mas."

"Oke."

Percakapan itu sudah lewat berbulan-bulan lalu, dan "kapan-kapan" yang saya bicarakan baru sempat terwujud beberapa hari yang lalu. Hehehe. Di sana kami cuma berkeliling sebentar, lalu ambil foto beberapa kali.

gagah juga... :O
Dengan budget lebih dari 448 miliar rupiah, bangunan empat lantai yang berdiri di atas lahan seluas 9 hektar ini direncanakan menjadi terminal paling modern di Indonesia, dan terbesar se-Asia Tenggara. 

Lantai I akan digunakan sebagai lahan parkir dan akses penumpang menuju koridor bus. Tersedia juga fasilitas berupa masjid, toilet dan supermarket. Lantai Mezzanine--yang menghubungkan lantai I dan II, akan menjadi area pertokoan. Lantai II akan difungsikan sebagai area istirahat awak bus, area kedatangan dan keberangkatan bus dalam kota, serta kedatangan dan keberangkatan bus Transjakarta rute Kampung Melayu-Pulogebang. Oh iya, selain itu, kedatangan dan keberangkatan bus AKAP (antar kota antar provinsi) yang tadinya terpusat di terminal Pulogadung nanti juga akan dialihkan ke sini lho. Lantai III akan menjadi area foodcourt, dan lantai paling atas merupakan area perkantoran pengelola terminal serta kantor perwakilan perusahaan bus.

Sebetulnya sih, pembangunan terminal ini sudah ada sejak tahun 1990-an, tapi baru mulai direalisasikan tahun 2010. Meski ditargetkan untuk beroperasi bulan Juni 2012 dan sudah dilakukan soft launching 23 Juni lalu, nyatanya pembangunan terminal masih belum selesai. Waktu saya dan suami ke sana, masih banyak kuli bangunan yang sibuk bekerja di beberapa bagian. Lantai dasar masih penuh debu dan berantakan. Hasil intipan kami dari luar jendela, di dalam gedung sepi-sepi asaja. Suasana di terminal lengang. Hanya tampak bus Transjakarta yang keluar-masuk terminal tanpa penumpang, dan tiga trayek angkot yang mangkal di sana-- T22 (Pulogadung-Gudang Palawad), T25 (Stasiun Cakung-Rawamangun) dan T29 (Pulogadung-Ujung Krawang) yang sepi penumpang.

Aih, gaya banget -__-

Sama narsisnya dengan foto yang di atas ;-p

Hmm, wajar juga sih masih sepi, soalnya terminal ini memang belum rampung dibangun, belum bisa beroperasi penuh. Kabar terakhir, saat ini pembangunan terminal Pulogebang sudah mencapai tahap 90 persen dan tengah dibuat jalan akses masuk dan keluar terminal melalui jalan tol lingkar luar (JORR). Proses pengerjaannya dikebut siang dan malam demi mencapai target baru, yaitu terminal Pulogebang harus sudah bisa beroperasi optimal mulai pertengahan tahun depan.

Oke, semoga bisa selesai tepat waktu ya! :D
*

Selasa, 03 Juli 2012

Planetarium Jakarta


gambar dari sini


Setelah berkali-kali nonton film di teater XXI Taman Ismail Marzuki, saya baru ngeh bahwa di dalam kompleks tersebut ada bangunan biru berkubah besar yang bernama Planetarium Jakarta. Jujur nih, seumur-umur tinggal di Jakarta, saya belum pernah masuk ke situ. Heee. *tutup muka*

Makanya saya hepi banget ketika suatu sore bisa mengunjungi tempat itu, bersama suami, ibu, dan dua keponakan yang sedang berlibur di tempat saya. Wah, pengunjungnya banyak lho! Mayoritas dari mereka adalah rombongan murid sekolah menengah dari luar Jakarta dan rombongan keluarga, serta ada pula turis-turis mancanegara. Semua berbaris untuk antre beli tiket lalu berdiri manis menunggu pintu masuk ke gedung pertunjukan dibuka.

antrean pengunjung

Hmm, sebelumnya boleh ya saya bahas sedikit serba-serbi Planetarium Jakarta? *ya suka-suka yang punya blog dong yee!*

Planetarium & Observatorium Jakarta dibangun atas gagasan Presiden Pertama RI, Ir Soekarno, agar rakyat Indonesia bisa belajar dan menambah wawasan tentang ilmu astronomi. Berlokasi di Jalan Cikini Raya nomor 73, Jakarta Pusat, pembangunan gedung planetarium dimulai pada 1964 dan memakan waktu empat tahun. Setelah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, planetarium ini dibuka untuk masyarakat umum pada tahun 1969.

Zaman sekarang, sulit rasanya menemukan hamparan bintang di langit malam kota Jakarta. Cahaya benda-benda langit itu seringkali terkalahkan oleh keruh asap polusi dan benderang lampu-lampu kota. Tapi, di planetarium kita bisa menikmati indahnya alam semesta di waktu malam, yaitu dengan menyaksikan pertunjukan yang disebut Teater Bintang.

Setelah membeli tiket, pengunjung dipersilakan masuk ke gedung pertunjukan. Ruangannya luas, dilengkapi kursi-kursi yang nyaman dan mampu menampung 320 pengunjung sekaligus. Di atas kepala kita, ada kubah gedung yang berbentuk setengah bola dengan diameter 22 meter. Kubah inilah yang akan menjadi layar pertunjukan raksasa. Kalau bisa, pilih tempat duduk di barisan belakang aja ya, supaya bisa leluasa menonton. Seru juga... serasa berada di dalam pesawat ulang-alik yang ada di luar angkasa. Hohoho, maklum saya baru pertama kali ke sini sih! *melongo norak* :P

proyektor pertunjukan di antara deretan kursi

Setelah lampu ruangan diredupkan, dimulailah pertunjukan yang disajikan dengan perpaduan antara visualisasi gambar dari proyektor, musik pengiring, dan narasi seru yang diberikan secara langsung oleh narator. Di situ dijelaskan tentang planet-planet penghuni tata surya kita, tentang benda-benda langit seperti bintang, komet dan meteor, juga rasi-rasi bintang—yang rasanya saya ngga akan bisa kenali di langit malam yang sesungguhnya, hehehe. Yang saya hapal cuma rasi bintang pari yang berbentuk layang-layang itu. 

gugusan bintang

Jadi, Planetarium Jakarta ini very recommended lah sebagai tempat tujuan wisata keluarga! Menarik, edukatif, harga tiketnya murah meriah pula, cukup IDR 7500 saja. Oya, sebelum pergi ke sana ada baiknya cari info dulu tentang jadwal pertunjukannya, supaya ngga kelamaan bengong nunggu di sana. Untuk rombongan, jadwal bisa diatur sesuai perjanjian, sedangkan untuk pengunjung lainnya biasanya pertunjukan tayang pada hari-hari berikut:

Selasa - Jumat : setiap 16:30
Sabtu,  Minggu dan Sabtu Libur Nasional :  setiap 10:00, 11:30, 13:00, dan 14:30
Jumat Libur Nasional : Setiap : 10:00, 11:30, 13:00, 15:00, 16:30
Senin : TUTUP untuk pemeliharaan