Haven't Met You Yet!

Pernah merasa galau karena masih single di usia menjelang 30 tahun atau lebih? Saya pernah. Pertanyaan-pertanyaan semacam, “Kapan merit?” dan “Udah punya calon belum?” bolak-balik berseliweran di telinga saya, sampai boseeen jawabnya. Kalau boleh jujur, siapa sih yang ngga mau dipertemukan segera dengan jodohnya? Itu harapan yang sangat wajar, apalagi di usia dewasa. Dan, mau ngga mau terselip rasa khawatir juga di hati saya.

“Oh Tuhan, kataMu manusia diciptakan berpasang-pasangan.. Mana nih delivery jodohku kok belum nyampe-nyampe jugaaa?” *dikeplak malaikat Raqib dan Atid*

I might have to wait, I’ll never give up

Lagu Haven’t Met You Yet dari Michael Buble selalu membuat saya tersenyum simpul karena teringat bagaimana kegalauan-wanita-lajang-menjelang-kepala-tiga saya terjawab ketika saya bertemu seorang lelaki, lewat perantara yang selama ini saya anggap absurd: dunia maya.

I guess it’s half timing, and the other half’s luck

Awalnya kami berteman karena memiliki beberapa mutual friends. Lalu, dia mulai gencar mengirimi e-mail. Isinya sih persis kalau kita surat-suratan sama sahabat pena: cerita tentang diri sendiri, hobi, pekerjaan, keluarga. Dari semua e-mailnya saya mulai sedikit kagum pada kepribadiannya yang ceria, terbuka, optimis, penuh semangat dan sayang keluarga. Cukup bertolak belakang dengan sifat saya yang introvert, pesimis dan curigaan sama orang lain. :p

Kok percaya? Bisa aja kan dia bohong? Entahlah. Kali itu saya hanya merasa bahwa semua yang dia tulis benar adanya. Lagian, saya di sini, dia entah di antah berantah, dan kami cuma berteman di Facebook. Biarpun dia bohong juga ngga ngefek ke saya.  

Lalu, tanpa disangka dia mendesak untuk bertemu saya.

Tadinya saya ogah banget. Takut! Jangan-jangan dia penipu atau psikopat, hahaha. Tapi dengan gigih dia terus mengajak saya bertemu dengannya. Sebelumnya, saya bergerilya dulu menghubungi beberapa teman, memastikan bahwa mereka memang mengenalnya. Ngga disangka, teman-teman saya bilang dia lelaki yang baik dan recommended untuk dijadiin kandidat pasangan hidup. Wih. Malah ada yang sampai mendoakan segala, “Kalau kalian emang berjodoh, semoga dilancarin jalannya yaa.”

OMG, padahal kan saya cuma mau kopi darat doang--itu pun karena dia memaksa, bukannya mau kencan buta.

Tapi seiring waktu, setelah rendezvous pertama itu, pertemanan kami terus berlanjut. Meski tidak pernah bertemu lagi, kami rutin berbalas e-mail dan pesan singkat. Aneh. Kami saling merasa menemukan seseorang yang telah lama kami cari. Dua pribadi yang bertolak belakang, tapi saling melengkapi. Kami utuh dan sempurna karena satu sama lain. Seperti sepasang sandal jepit yang klop. ^.^

Saya tahu, dia adalah jawaban Tuhan atas doa saya.

Dua tahun lalu, enam bulan setelah pertemanan dunia maya itu dimulai, kami menikah. In real world, of course. *nyengir*

And I know that we can be so amazing

And, baby, your love is gonna change me

And now I can see every possibility

Kalau saat ini kamu sedang merasakan kegalauan seperti yang pernah saya alami, jangan khawatir. Keep searching and praying. Suatu hari nanti, di suatu persimpangan takdir, Tuhan akan mempertemukan kamu dan belahan jiwamu.

Wherever you are, whenever it’s right

You’ll come out of nowhere and into my life

*

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Your Song: Dirimu dalam Sebuah Lagu yang diadakan oleh navapet.us, juga dihadiahkan buat mas @HyoOnline, Happy Wedding Anniversary! :)