Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Senin, 05 Desember 2011

Mama dan Saya: Momen Spesial itu



Belum lama ini saya dan Mama jalan-jalan ke Mal Metropolitan. Niat awal saya sih, menemani Mama cari sandal baru, sekalian saya mau hunting blus putih. Eh tapiii... akhirnya ada beberapa barang belanjaan lain yang terbawa pulang selain sandal dan blus putih (maksutnyaaahh? ^.^" ) yaitu sepasang sepatu buat saya, sebuah kemeja kotak-kotak dan sebuah kaos polo buat suami. Saya menyalahkan promo diskon akhir tahun untuk insiden ini.

Nah, siang harinya kami berdua turun ke musholla di basement untuk sholat Zhuhur. Meski terletak di lahan parkir, musholla ini lumayan agak lapang, sejuk pula air conditioner-nya. Mukena-mukena yang tersedia juga cukup bersih. Kami bergantian wudhu. Mama wudhu lebih dulu, sementara saya menjaga tas kami berdua. Setelah wudhu, saya sholat di samping Mama.

Usai kami sholat, datanglah seorang ibu dengan putrinya yang kira-kira berusia 6 tahun. Tidak seperti beberapa anak kecil lain di sekitarnya yang menangis atau justru lari-larian menjelajah shaf pria ketika ibu mereka sedang sholat, gadis kecil ini mulai mengenakan mukena juga seperti yang dilakukan bundanya, bersiap untuk sholat.

"Wah, adek ini anteng, malah ikut sholat juga.. Pinter yaa," Mama memuji gadis kecil itu di depan bundanya. Sang Bunda tersenyum bangga sambil memandang putrinya yang tersipu. Sang Bunda memimpin sholat sedangkan putrinya bermakmum di sebelahnya. Entah mengapa Mama terpaku mengamati mereka berdua. Lama.


"Ingat nggak, Rur, waktu Mama cerita dulu kepingin banget punya anak perempuan?" tanya Mama.

Saya mengangguk.

"Ya, supaya bisa sholat bareng kayak gitu." Mama tersenyum sambil masih menatap sepasang ibu-anak di depan kami.

Sebelum ada saya, Mama telah melahirkan tiga anak laki-laki. Saat Ramadhan, Mama, Bapak dan ketiga kakak saya sering sholat tarawih di masjid Istiqlal. Kakak-kakak saya bergabung dengan Bapak, sholat di barisan pria, sedangkan Mama merasa kesepian karena sholat sendirian di shaf wanita. Mama iri melihat banyak ibu-ibu tarawih bersebelahan dengan putri-putri mereka. Kelihatannya akrab dan kompak. Makanya Mama lalu rajin berdoa, memohon agar dikaruniai anak perempuan. Saya pernah menulis sebuah cerita singkat tentang permohonan Mama ini dalam Seiris Doa 

Alhamdulillah, beberapa tahun kemudian, Mama hamil.. dan.. Ta-daaa! Lahirlah saya! ^___^

Banyak banget momen biasa yang jadi spesial karena Mama dan saya menghabiskannya bersama-sama (di luar saat-saat kami adu argumen dan bersitegang karena beda pendapat, yang kadang-kadang terjadi :p ). Ke pasar bareng, masak bareng, ngerumpi bareng, mengenang almarhum Bapak bareng... juga sholat bareng.

Alhamdulillah, saya beruntung Tuhan masih memberi kesehatan pada Mama. Alhamdulillah, saya masih bisa berkumpul bersama Mama, menikmati petatah-petitih nasehat beliau tentang kehidupan, juga menikmati omelan-omelan beliau; itu juga salah satu tanda cinta seorang ibu pada anaknya kan? :)

Ayo, nikmati sebanyak mungkin waktu bersama orangtua kita, selagi masih bisa...






4 komentar:

  1. sudah 23 tahun g bareng abah dan umak :)

    BalasHapus
  2. @PersadaBlog : Ridho Tuhan ada di ridho orangtua :')

    BalasHapus
  3. @honeylizious : walau belum bisa bersama tiap waktu, tetep bisa saling menautkan hati lewat doa ;)

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya :)