Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Rabu, 16 April 2014

Jangan Ragu Lagi Berobat TB, Gratis Kok!


Berprestasi adalah hal yang layak dibanggakan, tapi kalau soal angka kejadian penyakit? Ngga banget! Namun apa mau dikata, Indonesia punya “prestasi” yang perlu direnungkan. Negeri kita ini ternyata menduduki peringkat keempat di dunia untuk jumlah kasus tuberkulosis setelah China, India, dan Afrika Selatan. Setiap tahunnya, diperkirakan ada 460.000 orang penderita TB baru di Indonesia.

Wow. Bisa dibayangkan betapa banyak orang yang kualitas hidupnya menurun karena masalah kesehatan ini. Apalagi, sebagian besar pasien TB adalah remaja dan orang dewasa usia produktif (15-55 tahun) yang seharusnya sedang dalam masa keemasannya untuk berkarya. Tuberkulosis membuat mereka tidak bisa bekerja maksimal karena fisik yang mudah lelah, atau mengorbankan waktu bersekolah untuk kontrol dan berobat berkali-kali.

Belum lagi bila dianggap sebagai pembawa penyakit kutukan sehingga dikucilkan masyarakat, makin bertambahlah kesusahan mereka. Tidak sedikit penderita TB yang penyakitnya bertambah parah dan akhirnya meninggal. Di Indonesia ada 67.000 nyawa yang terenggut setiap tahunnya karena penyakit ini.

Sedih ya?

Jadi, jangan anggap sepele bila kita atau orang-orang terdekat kita mengalami gejala penyakit tuberkulosis seperti batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh setelah dua minggu, nafsu makan dan berat badan yang menurun drastis, demam, dan sakit di dada. Segeralah memeriksakan kesehatan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Jika itu memang TB, semakin cepat terdeteksi, semakin baik. Karena semakin awal pula penyakit bisa diobati sebelum terlanjur parah.

Jangan takut! Penyakit tuberkulosis bisa sembuh, asalkan kita menjalani pengobatan dengan sabar dan sungguh-sungguh. Obat yang diberikan biasanya dalam bentuk tablet kombinasi atau paket, berisi kombinasi obat Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Etambutol. Obat-obat tersebut harus diminum sesuai dosis yang ditentukan dokter, setiap hari selama enam bulan, ngga boleh putus!


Minum banyak obat dan berkali-kali kontrol ke dokter, biayanya pasti mahal tuh! Eh, ternyata tidak lho. Masyarakat bisa memeriksakan diri tanpa dipungut biaya di puskesmas/ rumah sakit pemerintah. Selain itu, obat-obat TB juga diberikan cuma-cuma, sampai pasien sembuh! Pasien yang masih berobat ke rumah sakit swasta boleh kok meminta dirujuk ke puskesmas/ rumah sakit pemerintah, supaya bisa mendapatkan fasilitas pengobatan gratis ini.

Sayangnya, menurut Subdit TB Kemenkes RI, ternyata baru 19 persen masyarakat yang tahu tentang program ini. Banyak penderita TB yang enggan berobat hingga tuntas karena keburu ciut memikirkan biayanya. Akibatnya, kondisi kesehatan mereka dapat bertambah lemah nantinya, bahkan sampai meninggal dunia. Yang lebih menakutkan lagi, jika tak diobati, mereka dapat menulari orang lain. Bayangkan, dalam setahun, satu orang penderita tuberkulosis bisa menularkan penyakitnya kepada 10-15 orang!

Horor kan?

Jadi, inilah tugas saya dan kamu yang sudah membaca blog ini! Kita harus menyebarluaskan apa yang kita tahu pada orang-orang di sekitar kita. Jangan biarkan teman-teman dan orang-orang yang kita sayangi terus dihantui penyakit tuberkulosis hanya karena mereka takut tidak punya cukup uang untuk berobat.

Ayo kita teriak rame-rame, “Jangan ragu lagi berobat TB, gratis kok!” 



*


Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentarnya :)