Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Minggu, 08 Februari 2015

Surat untuk Stiletto Book




Jujur ya, awalnya aku tertarik sama kamu karena kamu cukup sering mengadakan giveaway dan promo Stiletto shocking sale. Beberapa kali aku ikut giveaway dan membuat resensi, lebih banyak ngga menangnya sih. Hehe.

Dan shocking sale, wah.. Mungkin yang satu ini bisa dibilang godaan besar buatku dan para bookaholic lainnya. Apalagi, kamu seringkali menyelipkan suvenir kecil berupa stiker atau notebook manis bersama buku-buku yang kupesan.

Serius. Perempuan mana sih yang tak suka Diskon dan Bonus? Stiletto Book, you know us so well. ;)

Sedikit demi sedikit, buku-bukumu mulai berderet menghias rakku. Kebanyakan adalah fiksi; genre yang kusuka. Girl Talk, Winter to Summer, A Cup of Tea for Writer, Last Roommate, Everlasting (hadiah giveaway #FlashfictionCintaPertama darimu! Makasih ya), The Marriage Roller Coaster, Finally You, dan Pre Wedding Rush.

Dari beberapa judul itu, Girl Talk adalah bukumu yang pertama kali kubaca, sekaligus yang paling kusukai.

Hm, kalau boleh jujur, kesan pertama itu sempat sedikit mengecewakan karena ada beberapa halaman yang hilang dari buku Girl Talk. Yah, kesalahan teknis selalu bisa terjadi sih.. Di halaman belakang buku memang kamu sudah mencantumkan anjuran untuk menukarkan buku yang cacat, tapi waktu itu entah karena kesibukan akhirnya aku tidak melakukannya.

Di luar itu, Girl Talk selalu jadi favoritku. 

Konsepnya yang berupa fiksi singkat bagi sebagian orang mungkin terasa kurang utuh dan kurang tuntas. Tapi menurutku justru di situ lho menariknya. Konflik-konflik yang seolah menggantung itu jadi membuatku berpikir dan merenung soal segala problema perempuan yang dibahas di buku ini. Problema yang benar-benar terjadi di dunia nyata.

Girl Talk. 60 perempuan. 30 kisah. 

Mungkin hampir semua suka duka yang bisa dialami perempuan, sudah tertulis di sana. Dalam bentuk yang paling akrab bagi kita: obrolan sesama perempuan. Girl Talk. Tentang persahabatan, percintaan, pengkhianatan, dan pernak-pernik kehidupan perempuan yang lainnya.

Bahwa kita, perempuan, bahkan di zaman modern, kadang-kadang masih jadi pihak yang harus menerima tuntutan masyarakat, dan hidup dengan stigma bila tuntutan itu tak bisa kita penuhi. Misalnya, perempuan harus segera menikah, harus selalu tunduk dan setia pada pasangan hidupnya, harus bisa melahirkan keturunan, dan sebagainya.

Bahwa kita, perempuan, adalah makhluk ciptaan-Nya yang unik. Sering dibilang ngga bisa jaga rahasia, tapi ternyata bisa sangat rapi menyembunyikan rasa. Bisa mengeluhkan seribu cerita tentang keegoisan lelaki, tapi juga mengaku tidak bisa hidup tanpa lelaki. Sering dianggap lemah, namun ternyata cukup tangguh. 

Kaum lelaki sering bilang, "It might take a whole lifetime to understand women."

Yah, itu bisa jadi benar. Tapi kalau kaum lelaki mau meluangkan beberapa jam untuk membaca semua obrolan kaum perempuan dalam buku ini, mungkin mereka bisa menghemat waktu. ;)


Aku menyimpan sedikit pertanyaan dan harapan tentang kamu. Aku masih penasaran mengapa kamu menamakan diri Stiletto. Apakah karena kamu menerbitkan buku-buku perempuan, lalu sepatu berhak tinggi runcing itulah ikon yang dianggap mewakili kaum hawa? Tapi banyak perempuan yang lebih suka ber-flatshoes-ria lho. Hehe.

Aku cuma berharap, apapun nama yang sudah kamu pilih, kamu akan tetap setia berbagi tentang dunia kita, mewakili perempuan dari semua kalangan.

Aku juga berharap kamu akan menerbitkan lebih banyak lagi buku-buku fiksi untuk kita, perempuan, dengan suatu misi yang lebih dari sekedar hiburan. Hiburan yang inspiratif. Hikmah yang bisa dipetik. Nilai kebaikan untuk diteladani. Dalam buku fiksi. Mengapa tidak?

Dan sebagai tanda sayang, boleh ya aku kasih satu kritik buatmu? Alangkah indahnya bila buku-buku fiksimu tetap berakar pada adat ketimuran kita. Seks bebas, hidup bersama pasangan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan, minum alkohol, mungkin kini bukan lagi hal yang tak biasa. Tapi jangan lupa bahwa norma ketimuran kita, akar kita, tidak menuntun demikian...

Di masa depan nanti, dengan makin bertambahnya bukumu yang kubaca, mungkin akan ada lebih banyak hal yang bisa kuceritakan. Tapi untuk sekarang, sekian dulu suratku ya.

Thank you for sharing so many things with us, women, through books.

XOXO.



Love,

Ruri.





Ruri
Instagram: memoruribilia
E-mail: justruri@rocketmail.com

4 komentar:

Terima kasih untuk komentarnya :)