Di era teknologi canggih ini, di mana informasi dapat tersebar luas dalam hitungan detik saja, tentu makin banyak masyarakat yang mengetahui bahaya merokok. Di iklan-iklan televisi, baliho tepi jalan, bahkan di bungkus rokok sendiri, kita bisa melihat macam-macam penyakit mengerikan yang bisa menimpa para perokok. Tapi masih banyak perokok, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang belum benar-benar memahami bahaya rokok gara-gara upaya distorsi informasi dan fakta yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan rokok.
Dulu (sekarang juga masih sih), produsen rokok selalu mengiklankan rokok dengan simbol-simbol yang menarik minat orang untuk merokok. Misalnya, para lelaki dalam iklan rokok selalu digambarkan jantan, tangguh, dan sukses hidupnya. Pemuda-pemuda dalam iklan rokok tampak keren, gaul dan disukai gadis-gadis. Sekarang, setelah tidak bisa lagi menutup-nutupi fakta bahwa rokok itu merusak kesehatan, para produsen rokok menggeser taktik pemasaran mereka ke arah lain: menanamkan dalam benak kita bahwa rokok itu "tidak terlalu" berbahaya. Akibatnya, banyak dari kita memperoleh informasi yang salah.
Setidaknya ada 4 pernyataan tentang rokok yang sering kali bikin kita salah paham. Jangan pernah percaya 4 mitos ini ya!
Rokok dengan kata "light" atau "mild" di kemasannya, berarti lebih "sehat"? Jangan percaya deh. Rokok dengan kandungan tar yang lebih rendah sama saja bahayanya dengan rokok lainnya. Mungkin lebih sedikit tar bisa memperlambat rusaknya paru-paru kita, tapi ternyata para pengguna rokok rendah tar cenderung menghisap rokok lebih dalam dan lebih sering. Yaah, ujung-ujungnya jumlah rokok yang dihisap jadi lebih banyak dong ya.
Rokok lintingan itu lebih aman
Ada pendapat bahwa rokok yang digulung sendiri itu lebih aman, karena tanpa tambahan bermacam-macam bahan kimia seperti rokok buatan pabrik. Hmm, mungkin maksudnya lebih alami ya? Hehe. Nyatanya, penelitian menunjukkan bahwa rokok lintingan itu sama berbahaya, atau malah lebih berbahaya dibanding rokok buatan pabrik karena kandungan tar dan nikotinnya cenderung lebih tinggi. Selain itu, rokok lintingan juga tidak memiliki filter.
Merokok itu aman asalkan sedikit
Sebagian perokok merasa merokok itu tidak merusak kesehatan kalau "hanya" 2-3 batang sehari. Sesungguhnya, tidak ada batas aman konsumsi rokok. Menghisap 3 batang rokok per hari saja sudah cukup berpotensi untuk memicu terjadinya penyakit jantung yang fatal lho. Kebanyakan perokok yang berusaha mengurangi jumlah rokok yang dihisapnya, mengeluh hal ini sulit dilakukan. Dalam waktu singkat, mereka kembali pada pola semula yaitu merokok sebanyak yang mereka inginkan.
Merokok itu cuma berbahaya untuk orang lanjut usia
Memang sih, penyakit-penyakit tertentu akibat rokok prosesnya berlangsung lambat sehingga mungkin butuh waktu bertahun-tahun menghisap rokok sebelum terkena kanker atau stroke, misalnya. Itulah mengapa seolah-olah hanya orang lanjut usia saja yang bisa penyakitan gara-gara rokok. Tapi, kini mulai bermunculan lho kasus serangan jantung dan stroke di usia produktif. Ngga mau kan kalau kita jadi salah satunya? Selain itu, gangguan kesehatan akibat rokok seperti rusaknya fungsi paru, nafas yang
pendek-pendek, batuk, dan sebagainya, tidak mengenal batas usia. Rokok itu berbahaya untuk kita semua; berapapun usia kita.
Bener banget siiih. Tapi pilih mana; hidup 100 tahun lagi dalam keadaan sehat dan damai tanpa rokok, lalu meninggal, atau hidup 100 tahun lagi tapi di akhir hayat harus menderita penyakit akibat rokok, yang menguras fisik, mental, finansial, lalu meninggal?
Nah, yuk sehat bareng-bareng dengan membagikan pengetahuan ini ke orang lain! :)
Sumber:
WHO: Debunking misconceptions about health risks of smoking
kalau saya pilih mati di ujung usia dengan karya cemerlang berbagi manfaat lewat blog untuk orang lain :)
BalasHapusIyes! Setuju banget brooo :D
Hapus