Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Minggu, 25 November 2012

Ke Kota Tua? Jangan Lupa Singgah di Museum Bank Indonesia!

Kota Tua adalah salah satu kawasan wisata bersejarah yang unik di Jakarta. Di sini terdapat bangunan-bangunan bergaya arsitektur Belanda atau Eropa. Ada pula bangunan-bangunan yang bernuansa arsitektur Cina. Beberapa di antaranya menjadi museum yang mengabadikan kehidupan Jakarta berabad-abad silam. 

Saya pernah berkunjung ke Kota Tua sekitar tiga tahun lalu. Di antara sekian banyak sudut menarik yang kami singgahi, ada satu museum yang paling membuat saya terkesan, yaitu Museum Bank Indonesia
Berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat, museum ini ada di depan stasiun kereta Beos Kota, tepat di samping Museum Bank Mandiri. Awalnya, di atas lahan ini berdiri rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu sejak 8 April 1828 beralih fungsi menjadi bank, De Javasche Bank. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tahun 1953 bank ini dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia. Kantor Bank Indonesia lalu berpindah ke gedung baru pada tahun 1962, sedangkan gedung lamanya yang penuh nilai sejarah itu dilestarikan menjadi Museum Bank Indonesia.

Peresmiannya terbagi dalam dua tahap. Peresmian tahap pertama (soft opening) pada 15 Desember 2006 dilakukan oleh Burhanudin Abdullah, gubernur Bank Indonesia saat itu. Sedangkan peresmian tahap berikutnya (grand opening) oleh Susilo Bambang Yudhoyono, presiden RI, pada 1 Juli 2009.

Ngga seperti museum pada umumnya yang terkesan suram dan agak spooky, Museum Bank Indonesia sangat memikat bahkan sejak saya masih berada di halamannya. Gedung museum yang bergaya arsitektur neo-klasik Eropa ini tampak kokoh dan megah. Gedung dibangun pada 1910 (80 tahun setelah berdirinya De Javasche Bank) dan dirancang oleh biro arsitek Cuypers & Hulswit.


Gedung De Javasche Bank


Gedung Museum Bank Indonesia
Sebelum memasuki gedung, saya dipersilakan oleh penjaga keamanan untuk melewati detektor logam terlebih dulu. Lalu saya menitipkan tas kepada petugas di lobi, dan memperoleh selembar tiket masuk. Tiketnya ternyata tidak dipungut biaya alias gratis lho. Catet ya!

Memasuki ruangan-ruangan berikutnya, saya asyik menelusuri sejarah perbankan Indonesia sejak masa berjayanya kerajaan-kerajaan Nusantara hingga pasca terbentuknya Bank Indonesia. Semua disajikan apik melalui teknologi modern dan multimedia, seperti proyektor, layar sentuh, televisi plasma, pemutaran film dan diorama. Sama sekali ngga membosankan! 


saya dan televisi plasma ^^v
Ngga perlu kuatir bakal nyasar, karena ada panah petunjuk di lorong-lorong penghubung antar ruangan, dan petugas-petugas yang siap membantu kamu. Di sebuah ruangan, ada proyektor khusus yang menampilkan animasi uang jatuh. Coba deh tangkap satu koin. Selanjutnya akan muncul informasi seputar sejarah koin itu. Keren. 

Buat kamu yang ingin menonton film tentang serba-serbi Bank Indonesia, mulai dari sejarahnya sampai peran dan kebijakannya di dunia moneter Indonesia, simak aja pengumuman dari pengeras suara ya. Biasanya petugas akan memberitahukan bahwa akan ada pemutaran film di ruang teater. Selain itu, ada brankas berpintu baja yang di dalamnya terdapat ruang numismatik. Di sini, saya bisa mengamati koleksi  alat tukar menukar di Indonesia sepuasnya. Ada uang kertas, ada juga yang terbuat dari logam. Ternyata ukurannya ada yang sekecil kancing baju lho. Masing-masing koleksi dilengkapi dengan secarik informasi dan kaca pembesar, jadi kalau kamu mau memelototi detil-detil bentuk mata uang, bisa bangetlah. Hehe. 



Selain itu, ada juga berbagai diorama yang menampilkan transaksi-transaksi keuangan dan perdagangan di Indonesia. Ada diorama berupa pelabuhan Batavia, diorama berupa loket teller bank tempo dulu, dan lain-lain. Di luar ruangan, saya sempat berfoto wajah di replika raksasa uang kertas pecahan sepuluhribu rupiah. Terakhir, di dekat pintu keluar ada toko cinderamata lho buat pengunjung yang tertarik dengan suvenir khas Museum Bank Indonesia.



Singkat kata, museum ini keren banget dan terpelihara. Alangkah baiknya jika kita sebagai pengunjung ikut menjaga kebersihan dan keutuhan museum, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan mengindahkan larangan yang ada seperti larangan memotret dengan lampu kilat di ruangan-ruangan tertentu, atau larangan menduduki bangku properti museum di ruang rapat. 
  
Saya dengar, museum ini telah menambah berbagai fasilitas baru sejak peresmiannya tahun 2009 lalu. Antara lain perluasan ruang numismatik, penambahan ruang baru seperti ruang kerja direktur De Javasche Bank, ruang koleksi buku dan ruang pencetakan dan pengedaran uang. 

Aaah, saya jadi pingin ke sana lagi! Yuk. :D 


*

Museum Bank Indonesia
Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat
Telp : (021) 2600158 Ext 8111, 8102, 8100
Jam Buka :
Selasa – Kamis : 08.30 – 14.30
Jumat : 08.30 – 11.00
Sabtu – Minggu : 09.00 – 16.00
Senin & hari libur nasional : Tutup








11 komentar:

  1. wah keren juga,, bisa foto di mata uang 10 ribu jadul,,hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe, kayak belum sah gitu berkunjung ke sana tanpa foto di uang 10.000 :D

      Hapus
  2. MBI menurutku salah satu museum paling bagus lahh di Jakarta...
    Gratis pulak :D

    BalasHapus
  3. wah, bisa nambah2 tempat tujuan wisata nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo mbak Ley, ajak suami dan anak-anak ke sini. highly recommended. :)

      Hapus
  4. Halo, blogger. saya putri dari VIVAlog. Kirimkan data pribadi kamu ke putri.megasari@viva.co.id dengan format:

    Nama:
    Email:
    No.Hp:
    Alamat:
    Judul Artikel:
    Akun Twitter:

    Karena yang sudah submit akan di data.
    Terima kasih :)

    BalasHapus
  5. ke kota tua prnh beberapa kali tapi gak masuk ke museumnya Bank Indonesianya :(

    salam kenal mba ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. lain kali singgah ke museum BI ya.. salam kenal juga, Irma :D

      Hapus

Terima kasih untuk komentarnya :)