Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Senin, 28 April 2014

Jualan Boleh Aja, Tapi...

Baru-baru ini saya mendapat pesan di mailbox akun Facebook saya. Pengirimnya bukanlah orang yang benar-benar saya kenal langsung. Dulu saya mengkonfirmasi ajakan pertemanannya karena dia adalah teman dari teman saya. Selama ini juga kami jarang saling sapa di dunia maya, mungkin karena masing-masing kami punya kesibukan ya, atau sungkan meninggalkan jejak di wall karena tidak kenal dekat. 

"Pa kabar? Sehat, Mbak?"

Begitu katanya.

"Alhamdulillah sehat, Mbak ****. Salam kenal," jawab saya. 

Maaf kalau nama si pengirim saya samarkan. Siapa namanya itu ngga penting kan? Cukup pelajarannya saja yang bisa kita ambil :) Yang jelas, saya selalu senang mendapat sapaan di dunia maya, baik itu dari teman lama atau pun teman yang baru saya kenal. Inilah salah satu keuntungan social media, bisa mendekatkan yang jauh, mempertemukan yang lama terpisah. 

Tapi ternyata... tanpa basa-basi, orang ini langsung meluncurkan serangannya pada saya. Ternyata, maksud dia menyapa saya tak lain tak bukan hanya untuk menawarkan dagangannya, bukan karena tertarik ingin berteman. Antara kesal dan geli, saya juga ngga pake basa-basi juga dong... 

Saya jawab saja, "Nggak, Mbak.. Makasih ya..."


Mau tahu apa reaksinya? Dia sama sekali tidak membalas kata-kata saya, bahkan sekedar pamit pun tidak. Percakapan berakhir begitu saja! Please deeeh!

Saya jadi ingat pada seorang kawan lama saya yang sudah lebih dari sepuluh tahun tidak pernah bertemu, hanya sesekali say hello to each other di Facebook. Dia melakukan hal yang sama. Dia bahkan tidak repot-repot menanyakan kabar saya terlebih dulu. 


Sambil geleng-geleng kepala, saya iseng menulis kejadian ini di status Facebook. Beberapa teman saya mengomentari status tersebut. Rupanya mereka merasakan hal yang sama dengan saya; merasa kecele jika ada orang yang menyapa, eh ternyata hanya karena ingin jualannya laku saja.


Saya sering merasa terganggu dengan linimasa Facebook saya yang padat dengan promosi (artinya, banyak teman saya yang hobi jualan ya? Hihihi). Padahal saya berteman dengan mereka di dunia maya supaya bisa menjaga tali silaturahmi, meski terpisah jarak. Saya ingin tahu bagaimana kabar mereka, atau peristiwa penting dalam hidup mereka seperti pernikahan atau kelahiran bayi mereka. Saya tidak suka dicekoki barang-barang jualan mereka. Itu membuat saya merasa tidak dianggap sebagai teman, melainkan obyek dagang semata. 

Bukannya saya antipati sama para pedagang online. Memakai akun social media untuk berdagang itu sah-sah saja, tapi alangkah baiknya jika hal itu dilakukan secara etis dan elegan. Misalnya, pakai pendekatan yang baik dulu sebelum menawarkan dagangan, tidak menyampah atau spamming barang dagangan di mailbox atau akun orang lain, dan tidak melulu update status yang isinya promosi jualan. 

Kalaupun ingin memaksimalkan dunia maya sebagai lapak berdagang, mengapa tidak dibuat saja akun khusus untuk itu. Invite teman-teman yang potensial menjadi pembeli. Orang-orang yang tertarik dengan barang yang diijual, pasti akan bersedia menyambangi akun itu, bahkan menghubungi pemilik akun untuk memesan barang apabila mereka memang berminat membeli. Tidak ada yang dipaksa, kedua pihak pun sama-sama untung.

Iya kan? ;)





5 komentar:

  1. Ahh,. setuju banget sama yang bagian akhir. Emang baiknya untuk jualan ada akun khusus yaaa.. Sebelnya, saya pernah tuh nyapa teman yang lagi sibuk jualan. Kalo disapa biasa, ga ada respon. Giliran tanya dagangannya baru deh dijawab. HAadewhhh -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... kesannya jadi business oriented banget ya mbak. Sabar, sabar..

      Hapus
  2. Semua akun jualanku terpisah mak. Aku pernah diinbox & langsung ditawari member juga, padahal baru aja confirm friend, nggak pakai hai atau assalamu'alaikum dulu. Gak aku jawab. Skrg kalau ada yg add friend aku cek dulu wallnya. Meskipun mutual udah puluhan, kalau isinya dagangan semua & aku nggak tertarik, nggak confirm

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak Lusi, sekarang saya juga cek wall dan foto profil dulu kalo dapet friend invitation. Kalo beneran kenal orangnya, atau bukan mau jualan, baru di-approve :)

      Hapus
  3. Sama, aku juga pernah digituin, Mbak. Kalau jualan biasa aja sih, aku masih bisa tolerir, tapi kalo udah spamming & terus-terus ngajakin join mlm gitu, ya... komplain ma orangnya lgsg.

    Btw, salam kenal ya... ^ ^

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya :)