Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Minggu, 27 April 2014

Ayo Kalahkan Tuberkulosis!


"Andai dulu dokter tahu seperti apa rupa saya waktu awal sakit TB, Dok."

Anak muda itu, sebut saja namanya Adi, tertawa. Saya rasa usianya tak jauh beda dengan saya. Tubuhnya tegap berisi, wajahnya ceria. Melihat sosoknya yang segar bugar ini, siapa menyangka bahwa ia terkena penyakit tuberkulosis? Saat ini, pengobatan yang dijalaninya telah memasuki akhir bulan keenam. Adi memeriksakan diri kembali untuk mengetahui apakah dia sudah sembuh total.

Adi menceritakan pada saya, betapa menyedihkan kondisinya dulu. Bobotnya turun sampai delapan kilogram selama enam bulan terakhir. Dia juga tidak berselera makan, mudah capek dan sering dilanda demam yang hilang muncul. Belum lagi batuk-batuk yang tak sembuh juga dengan obat batuk dan antibiotik biasa yang diberikan mantri. Atasan di tempatnya bekerja sudah menegurnya karena terlalu sering tidak masuk kerja karena sakit.

Adi memutuskan berobat ke sebuah klinik dekat rumahnya. Atas anjuran dokter, Adi diperiksa dahak dan foto rontgen dada.

"Kamu sakit tuberkulosis," kata dokter sambil menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium dan rontgen.

Adi kaget sekaligus takut mengetahuinya. Dia teringat almarhum kakeknya yang meninggal hampir setahun lalu di rumah, karena penyakit yang sama. Adi tidak menduga sama sekali penyakit yang dikiranya cuma flu biasa ternyata TB. Pantas saja tidak sembuh-sembuh. Adi juga tak mengira dirinya tertular dari kakeknya, karena baru enam bulan terakhir ini dia mulai mengeluh batuk, demam dan sebagainya.

Adi takut dia akan mengalami nasib yang sama seperti kakeknya. Terbaring tak berdaya di tempat tidur, terlalu lemah dan sesak nafas untuk bisa mengurus diri sendiri. Dan akhirnya... meninggal. Tapi dokter meluruskan pemikiran Adi yang keliru.

"Kena TB itu bukan vonis hukuman mati. Ini penyakit ada obatnya kok."

"Jadi saya ngga mati, Dok? Masih bisa sembuh?"

Bisa banget, kata si dokter. Syaratnya cuma satu. Adi harus teratur minum obat sampai sembuh! Sebab kuman penyebab tuberkulosis ini bandel tidak seperti kuman penyebab flu biasa. Butuh waktu setidaknya enam bulan pengobatan untuk memberantas kuman-kuman Mycobacterium tuberculosis yang ada di tubuh, itu pun tidak cukup dengan satu macam obat saja. Obat yang dipakai berupa kombinasi dari empat antibiotik.

Tidak ada ceritanya lupa atau bosan minum obat! Kalau itu sampai terjadi, bisa-bisa kuman penyebab TB bukannya mati, malah berkembang menjadi jenis kuman yang kebal obat! Nah kalau sudah begini, obat-obatan yang dikonsumsi harus ditambah lagi macamnya, waktu pengobatan juga semakin lama, bisa sampai dua tahun!

Adi mengingat-ingat, dulu kakeknya memang sempat minum obat TB teratur. Tapi setelah dua bulan, kakeknya merasa keadaan tubuhnya sudah membaik, dan beliau menganggap dirinya sudah sembuh. Ditambah lagi, sudah bosan juga tiap hari harus menelan berbutir-butir obat. Itulah alasan kakeknya lalu putus obat. Adi baru paham sekarang, bahwa itu salah dan fatal akibatnya.

Karena itulah Adi tidak ingin mengulangi kelalaian kakeknya dulu. Dia mengkonsumsi obat-obatan TB secara teratur, dan tak pernah lupa kontrol kembali ke dokter. Setelah pengobatan berjalan beberapa bulan, Adi merasakan kesehatan dirinya mulai pulih. Nafsu makannya bertambah, berat badannya berangsur-angsur naik. Dengan kondisi yang fit, Adi bisa lebih produktif dalam bekerja, ngga pake cuti sakit lagi deh. Setiap kali timbul godaan untuk berhenti minum obat karena malas atau bosan, Adi selalu menyemangati dirinya:

"Pokoknya saya mau sembuh!"

Saat itu, di hadapan saya, Adi menyodorkan hasil pemeriksaan lab yang terbaru. Dia kelihatan agak grogi, mungkin karena harap-harap cemas menunggu penjelasan tentang penyakitnya.

Saya mempelajari hasil pemeriksaan itu, lalu menerangkannya pada Adi. Ya, dengan senang hati saya sampaikan padanya, dia sudah sembuh.

"Saya betul-betul sudah sembuh, Dok? Ngga usah minum obat lagi kan?"

Meski tidak mengenalnya sejak awal, saya salut padanya. Saya yakin Adi telah menempuh perjalanan panjang pengobatan, dengan gigih melawan rasa jenuh selama mengkonsumsi obat-obatan, untuk sampai pada hari itu, hari di mana dia dinyatakan sembuh. Adi adalah pejuang tangguh yang berhasil memenangi pertarungan melawan tuberkulosis. Dia telah membuktikan, bahwa dengan pengobatan yang tuntas dan tekad yang kuat, penyakit ini bisa disembuhkan. Ayo kalahkan tuberkulosis!

5 komentar:

  1. TB itu sangat bisa di sembuhkan Mbak Ruri, contohnya saya, asalkan disiplin dan rutin meminum obat dan turuti apa kata dokter, pasti bisa sembuh. Jangan sampai lah kita terkena penyakit mematikan ini. Buat Adminnya, kunjungan balik ya ?

    http://amir-silangit.blogspot.com/2014/04/akhirnya-saya-sembuh-dari-penyakit-tb.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salut utk yang pantang menyerah berobat TB sampai tuntas! :)

      Hapus

Terima kasih untuk komentarnya :)