Di Google Playstore tersedia beragam aplikasi gratis yang bisa kita gunakan untuk ber-Twitter ria. Saya sendiri sempat gonta-ganti aplikasi Twitter client karena ingin coba-coba saja. Setiap aplikasi punya kelebihan dan kekurangan. Tinggal pilih aplikasi mana yang kita suka. Review berikut ini hanya berdasarkan pendapat pribadi saya sebagai pengguna ponsel android yang awam ya, jadi ngga bakal membahas sampe njelimet. Hehehe.
Tampilannya di layar ponsel android konvensional saja, tak jauh beda dari Twitter versi desktop. Di aplikasi ini, kita bisa mengedit profil, termasuk gonta-ganti foto profil. Tweet benar-benar dibatasi hanya 140 karakter. Kadang-kadang geregetan juga sih kalau sedang ingin berkicau panjang lebar, tapi di sisi lain kita tertantang untuk berpikir, bagaimana memilih kata-kata yang bisa mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan, seefisien mungkin. Percakapan ditampilkan secara one-on-one conversation sehingga memudahkan saat kita saling berbalas tweet dengan akun lain. Jadi ketauan kan track-nya, siapa menulis tweet apa. Selain itu, kita juga bisa mengelola lebih dari satu akun Twitter. Satu kekurangannya yang mungkin cukup mengganggu buat saya yang suka mengomentari tweet orang lain, yaitu tidak bisa me-retweet dengan menyisipkan komentar.
Inilah aplikasi yang masih saya pakai sampai saat ini. Tampilannya simpel dengan latar hitam dan tulisan putih. Fitur yang tersedia cukup lengkap. Kita bisa mengedit profil beserta foto, bisa nge-tweet sepanjang apa pun, dan menyematkan komentar saat me-retweet. Ada akun yang dirasa mengganggu atau tidak ingin akun tertentu mengintip timeline kita? Kita bisa memblokir (block) akun tersebut agar dia tidak bisa melihat profil dan tweet kita. Mau memblokir atau unfollow akun tapi merasa tidak enak karena akun tersebut milik teman? Dengan fitur mute kita dapat mengatur akun atau hashtag tertentu supaya tidak muncul di timeline. Mau sampai kapan kita me-mute akun atau hashtag pun bisa diatur sesuai keinginan. Seperti Twitter for Android, Echofon juga bisa menampilkan tweet percakapan secara serial (threaded conversation) pada satu halaman yang sama. Satu kelemahan yang saya temukan adalah, tweet kita yang di-retweet atau difavoritkan oleh akun lain tidak muncul di panel mention kita.
Aplikasi yang dulu bernama Twidroyd ini adalah Twitter client yang memiliki fitur terlengkap yang pernah saya jajal. Dengan Ubersocial kita bisa menulis tweet lebih dari 140 karakter, menyelipkan komentar saat me-retweet, menampilkan percakapan secara one-on-one conversation, mengelola lebih dari satu akun Twitter bahkan mengelola akun jejaring sosial lain seperti Facebook dan Tumblr. Selain panel standar seperti timeline, mention, direct messages, favorite dan list, ada pula panel yang khusus memperlihatkan tweet kita yang di-retweet orang lain dan tweet orang lain yang pernah kita retweet. Satu hal yang kurang saya sukai dari Ubersocial adalah, ketika membuka aplikasi, timeline yang muncul adalah timeline saat terakhir kali kita menutup aplikasi. Untuk sampai ke tweet terbaru di timeline, kita harus me-refresh dulu dengan cara pull and shake.
Aplikasi-aplikasi lain yang pernah saya coba seperti Tweetcaster, Tweetdeck, tapi baru sebentar sudah saya uninstall lagi. Entah karena tampilannya yang berwarna suram, berkali-kali hang, dan sebagainya. Yah, untunglah ada begitu banyak aplikasi Twitter client yang bisa saya pilih. Kalau kamu, pakai Twitter client apa?
wah... saya malah belum pernah coba echofon :D, yang masih jadi favorite sekarang yaaa ubersocial for twitter.. *kunjungan perdana sis'
BalasHapusIya.. Ubersocial kayaknya udah paling lengkap sih ya. Makasih atas kunjungannya, dear :D
HapusIya.. Ubersocial kayaknya udah paling lengkap sih ya. Makasih atas kunjungannya, dear :D
HapusAku pakai tweetcaster, paling bagus
BalasHapusLengkap ya Tweetcaster.. tapi entah kenapa kurang suka sama maskot burung bermata belo.. hehe
HapusSaya mah tweetcaster coz bisa retweet foto orang jd masuk ke akun kita
BalasHapus