Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Selasa, 20 Maret 2012

Namaku Salsabeela


Hai, assalaamu’alaikum. Namaku Salsabeela. 

Hmm, seperti apa sosok yang terbayang dalam benak kalian saat mendengar nama itu? Cantik? Berkulit cerah? Tinggi semampai? Modis? Anggun? Cerdas? Percaya diri? Singkat kata: sempurna?

Kalau memang itu pendapat kalian, maka izinkan aku tersenyum simpul. Sungguh, aku amat jauh dari sempurna. Aku terlahir di tengah sebuah keluarga kelas menengah di Jakarta, dengan penampilan fisik rata-rata dan kecerdasan rata-rata.

Ibuku bilang, wajahku manis, terutama karena andeng-andeng mungil di sisi kiri bibirku, seperti Cindy Crawford—supermodel Amerika itu. Manis. Selevel di bawah cantik. Lagipula, pujian itu bisa jadi hanya opini pribadi seorang ibu tentang putri semata wayangnya kan?


Cindy Crawford
Ngomong-ngomong soal Cindy Crawford, kemiripan antara aku dan dia ya cuma andeng-andeng itu.

Kulitku, seperti kebanyakan orang Indonesia, berwarna sawo matang. Andai dulu Tuhan memilih warna tiga tingkat lebih gelap untukku, maka aku resmi berkulit legam. Syukurlah, Tuhan jauh lebih bijak dari apa yang kukuatirkan...

Tinggi badanku juga jauuuh di bawah tinggi badan Cindy Crawford yang 175 cm itu. Dan terpaksa kuakui bahwa berat badanku berlebihan. Gen gemuk ini kudapat dari Ayah lho. Ehm.. berikut gen hobi ngemil dan berwisata kuliner juga sih. Ha-ha.

Dengan warna kulit dan postur tubuh seperti ini, aku sering putus asa memilih padu padan busana. Mau pakai warna-warna elektrik, nggak pe-de. Mau coba modis berkaftan-ria warna pelangi ala Syahrini, dikomentari mirip karung beras kecemplung kolam cat. Hiks. Ujung-ujungnya? Back to plain t-shirt and jeans. Jadi, apakah aku modis dan anggun? No. Big NO.

Dengan segala hal yang melekat padaku itu, apakah aku percaya diri? Hell no! Prestasiku pun tak menonjol. Tidak pernah jadi juara kelas saat sekolah, tidak pernah menjabat posisi penting di organisasi kampus, tidak ikut kegiatan ekstra apapun di kampus kecuali menjadi anggota sebuah klub buku.

Aku memang tergila-gila pada buku. Tergila-gila aroma tinta pada buku yang baru dibuka sampul plastiknya. Tergila-gila suara gemerisik kertasnya saat kubalikkan halaman demi halaman. Dan, terutama, tergila-gila ikut larut dalam kisah-kisah yang dibawakannya.

Dari semua jenis buku, aku paling suka biografi. Menyenangkan rasanya bisa mengenal seorang tokoh besar begitu detil, bahkan tanpa perlu bertemu sekalipun dengan mereka. Aku tertegun menyusuri cerita suram jurang perjalanan hidup mereka, dan takjub membaca perjuangan mereka menuju puncak keberhasilan. Helen Keller yang tuna netra dan tuna rungu saja bisa membuat dirinya tercatat abadi dalam sejarah sebagai seorang pengajar, aktivis dunia politik, dan penulis kenamaan.


Helen Keller

Ternyata begitu.

Tak ada yang terlahir sempurna, tapi siapapun bisa mendekati kesempurnaan kalau mau berusaha.

Pelan-pelan, aku mencoba melupakan bahwa aku Salsabeela yang berkulit gelap, gemuk, pendek dan minim prestasi. Aku berhenti menunduk dan bersuara lirih saat berbicara pada orang lain. Aku berusaha lebih sering tersenyum dan menatap lawan bicaraku. Sesekali, aku mengemukakan pendapatku di forum diskusi klub buku, dan aku cukup terkejut menemukan bahwa orang-orang menghargainya. Aku coba memperbanyak aktifitas fisik seperti berjalan kaki, naik-turun tangga, dan jogging, untuk membakar lebih banyak kalori. Menurunkan berat badan bukan demi kecantikan, tapi demi fisik yang sehat. Aku mulai merasa jauh lebih nyaman dengan diriku apa adanya. Aku tegakkan bahuku dan melangkah dengan lebih yakin.

Well, if I’m not trying to be sure about myself, then nobody else will.

Puncak dari metamorfosis kecil seorang Salsabeela adalah keputusanku untuk berhijab. Bukan sekedar demi mematuhi titah Tuhan untuk menutup aurat, tapi kulakukan ini juga demi diriku sendiri. Bagiku, hijab adalah kebebasan. Aku bebas dari belenggu definisi ‘cantik’ yang didiktekan industri kosmetik dan mode; tinggi, langsing, berkulit putih, berambut lurus panjang, bla-bla-bla kalian bisa sebutkan lagi yang lainnya.

Those kinds of beauty are only skin deep.

Kalian boleh setuju atau tidak tentang ini, tapi menurutku, definisi cantik rumusan Tuhanlah yang paling tepat. Ya, manusia terbaik bagi-Nya adalah dia yang paling bertakwa.


quote


Tak peduli segemuk apapun kamu, selegam apapun kulitmu, jika kamu muslimah paling bertakwa, maka kamulah yang tercantik.

Jadi, sekali lagi. Perkenalkan, namaku Salsabeela. Aku bukan wanita tercantik di dunia, tapi aku akan terus berusaha mempercantik diri di mata-Nya dengan takwa. Insya Allah :-)

***

Tulisan ini disertakan dalam Salsabeela's Writing Competition 




Ini koleksi tercantik Salsabeela versiku:

fantasy flare skirt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentarnya :)