Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Kamis, 12 Februari 2015

Industri Konfeksi di PIK, Sunyi dari Promosi

(Sumber: antarafoto.com)

Dari maraknya industri kecil konfeksi di berbagai daerah dan kota besar seperti konfeksi Semarang, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan sebagainya, Perkampungan Industri Kecil (PIK) adalah satu sentra industri rumahan konfeksi di Jakarta yang menarik untuk dibicarakan. PIK berlokasi di Jl. Raya Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, yang cukup mudah dijangkau dengan moda transportasi umum Metromini, Trans Jakarta, Commuter Line atau ojek.
  
Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Cokropranolo, serta diresmikan tahun 1982, PIK merupakan titik relokasi industri rumahan yang berasal dari Kelurahan Palmerah (Jakarta Barat) dan kawasan Pluit (Jakarta Utara). Relokasi ini dimaksudkan agar ruang industri kecil dan menengah bisa dipusatkan di satu sentra sehingga lebih tertata. Selain menjadi sentra produksi komoditas, PIK juga menjadi tempat memasarkan produk-produk tersebut dengan harga yang terjangkau.

Dari beberapa kelompok komoditas yang ada, seperti logam, kerajinan kulit, mebel, dan lain-lain, konfeksi adalah jenis komoditas yang mendominasi industri rumahan di PIK di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Mulai dari kaos, jaket, topi, busana muslim, dan sebagainya yang dipercantik dengan sablon atau bordir, ada di sini.

Sayangnya, bisnis konfeksi di PIK masih cenderung sepi konsumen. Begitu pula toko dan kios yang menjual produk konfeksi, jumlah pengunjungnya belum sebanyak yang diharapkan. Para turis, bahkan sebagian warga Jakarta sendiri pun ada yang belum tahu tentang PIK. Para pelaku industri mengeluhkan kurangnya promosi mengenai PIK sebagai objek wisata industri dan belanja yang potensial di Jakarta. PIK amat jarang disorot media jika dibandingkan objek wisata belanja konfeksi lainnya di Jakarta seperti Pasar Baru atau Pasar Jatinegara.

Turis-turis dan kebanyakan warga Jakarta justru lebih familiar berbelanja pakaian di mal-mal yang menjamur di ibukota, padahal mereka bisa membeli produk konfeksi sejenis dengan mutu tak kalah bagus di PIK, dengan harga yang jauh lebih terjangkau, bisa selisih hingga 50% dari banderol harga di mal.

Kondisi ini sudah disadari pula oleh pemerintah propinsi DKI Jakarta. Walikota Jakarta Timur, Krisdianto, menjelaskan bahwa pemerintah sedang berbenah dalam menarik investor dan konsumen. Tak lama lagi, terminal terpadu Pulogebang yang menghubungkan Kecamatan Cakung dengan tempat-tempat strategis di Jakarta, akan diaktifkan. Diharapkan, ini akan menarik masyarakat sebanyak-banyaknya untuk berkunjung ke sentra industri rumahan di PIK.

Selain itu, pihak pengusaha sendiri juga harus aktif mempromosikan produk industrinya, mengikuti perkembangan mode dan terus membuat inovasi produk untuk menarik minat konsumen. Dalam rangka membantu pengusaha kecil mempromosikan produknya, sekaligus mempromosikan PIK itu sendiri, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jakarta Timur mengadakan acara akhir tahun 2014 lalu yang bertajuk Gelar dan Gebyar Produk UMKM. Acara diramaikan dengan kegiatan-kegiatan seperti pameran produk usaha kecil-menengah termasuk produk konfeksi, talkshow kiat bersiap menghadapi gempuran barang-barang impor dan tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dengan pakar komunikasi, Yuliandre Darwis, dan pengusaha sukses, Sandiaga Uno.



Referensi:

18 komentar:

  1. Kurang peminat, hmmm..sepertinya kurang krearif dech dalm hal promsi atau produknya karens seperti daerahku JAKOZ dan TEMPHOYAC oke punya laris manis karena banyak yg berkecimpung untuk memajukan produk lokal ini dan akhirnya ekonomi daerah bisa teranfkat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya di ibukota persaingannya sangat ketat, dan masih banyak jg pengusaha kecil yg belum melek internet... apalagi jemput bola ala promosi via socmed. Jadi cenderung menunggu konsumen datang & tergantung sama promosi mulut ke mulut

      Hapus
  2. Sayang banget ya Mbak, kalau sudah berdiri lama harusnya PIK jadi kiblat pebisnis konveksi di Jakarta. Apalagi sudah ada internet ini, promosinya jadi lebih mudah. Orang daerah justru taunya jual baju murah di Tanah Abang lho Mbak, padahal saya pernah ke Tanah Abang tapi harganya gak jauh beda sama di Surabaya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya sy jg pernah belanja di Pusat Grosir Surabaya harganya malah sebagian lebih murah drpd Tanah Abang. Itulah kekuatan promosi.. yg gencar dipromosikan maka itulah yg banyak didatangi

      Hapus
  3. wah sunyi....semoga ga bankrut dan ada yang nolong buat berkembang itu, pastinya ada potensialnya dah

    iya kuduk gencar promosi
    btw itu bukan konfeksi tapi konveksi

    @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy juga sempat rancu antara konveksi & konfeksi tapi setelah ngecek ke kamus ternyata konfeksi.. hehe

      Hapus
  4. Wah keren ya, tapi sayangnya sepi. Semoga mereka bisa lebih kreatif biar bisa ramai. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..terutama kreatif dlm promosi produknya. Kalo mutu produknya sendiri udh lumayan bagus kok

      Hapus
  5. sayang banget yah harusnya karena udah berdiri lama harusnya makin dikenal,
    dukungan pemerintah daerah sangat dibutuhkan nih, juga pelaku konveksi sendiri, baiknya promo online biar makin luas jaringan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak. Tapi kalo hanya pasif menunggu dibantu pemerintah, susah juga

      Hapus
  6. ya mungkin setelah ini bakalan banyak peminatnya dan PIK makin terkenal. Kan udah dibantu promosi di blog ini :)

    @bahruladitya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga gitu ya. Sy aja kemarin cari referensi tentang PIK di internet, kayaknya memang jarang diulas media dibandingkan tanah abang atau sentra dagang lainnya.. :( pdhal PIK unik karena sekaligus sbg sentra industri rumahannya juga.

      Hapus
  7. Semoga usahanya semakin berkembang....amiin

    BalasHapus
  8. iya kita harus siap menghadapi MEA ya

    BalasHapus
  9. Kereen, sebenarnya bisnis konveksi kita bisa bersaing go internasianal sudah banyak sekali kekayaan alam, yg harus dimanfaatkan.

    BalasHapus
  10. Mungkin dibutuhkan promosi dan kerja keras untuk membangkitakan PIK kembali.
    @rin_mizsipoel

    BalasHapus
  11. Nih, kesempatan para blogger untuk ikutan mempromosikan lho. Siapa tahu, ada rezeki juga dari situ.

    @nuzululpunya

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya :)