Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pages

Minggu, 26 Agustus 2012

Pindah Rumah

we're moving out
Beberapa bulan belakangan ini cukup melelahkan buat saya dan suami. Perjanjian kontrak rumah yang kami tempati berakhir di penghujung Mei 2012. Untuk selanjutnya, kami akan pindah ke rumah yang sedang kami urus pembeliannya. Hanya berjarak satu blok saja dari rumah kontrakan. 

Tapi, target pindah ke rumah baru terancam molor karena proses jual-beli ternyata tidak semulus dugaan. Jadi, rumah ini awalnya dimiliki oleh Nyonya A yang berstatus janda. Setelah Nyonya A wafat, rumah ini menjadi milik kelima anak-anak Nyonya A, sebut saja si B - F. Maka, proses jual-beli baru disebut sah jika kelima ahli waris tersebut setuju. Masalahnya, Tuan B--putra sulung mendiang Nyonya A, telah lama tinggal di Belanda dan menjadi warga negara di sana.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Cara Download Aplikasi Android dari Playstore


Di era digital ini, dunia terasa makin sempit, iya ngga? Bukan lagi seluas daun kelor, tapi boleh jadi cuma seluas layar smartphone android kita. Banyak sekali aplikasi gratis ataupun berbayar yang bisa kita unduh dengan mudah dari Google Playstore, mulai dari aplikasi musik, pengedit foto, peta, chatting, video call, mobile blogging, sampai aplikasi resep masakan! Tinggal cari sesuai kebutuhan.

Semudah apa sih men-download aplikasi dari Google Playstore? Yuk simak ;)

Masuk ke website Google Playstore https://play.google.com/store



Senin, 06 Agustus 2012

Apapun Demi Sekeping Medali?





Dahi saya berkerut membaca sebuah berita olahraga berjudul Delapan Atlet Badminton, Termasuk Ganda Puteri Indonesia, Didiskualifikasi dari Olimpiade di situs VoA, Rabu, 1 Agustus 2012 lalu. Dalam berita disebutkan ada delapan atlet badminton puteri yang didiskualifikasi oleh Federasi Badminton Dunia (BWF) karena disinyalir telah berupaya kalah dalam pertandingan supaya di putaran berikutnya bisa bertemu dengan lawan yang lebih enteng, atau menghindar dari pertandingan melawan rekan senegaranya.

Delapan atlet itu adalah pasangan Yu Yang – Wang Xiaoli dari Cina, pasangan Ha Jung Eun – Kim Min Jung dan Ja Kyung Eun – Kim Ha-Na dari Korea Selatan, dan yang bikin saya kaget sekaligus kecewa... pasangan Greysia Polii – Meiliana Jauhari asal Indonesia!

Sebenarnya, saya bangga pada kontingen Indonesia yang maju ke ajang bergengsi kelas dunia ini, termasuk kontingen badminton, yang pertandingannya sebisa mungkin saya simak. Kalau nggak sempat nonton siarannya di televisi, ya paling nggak ngikutin beritanya, siapa melawan siapa, siapa yang kalah, dan siapa yang menang.

Salah satu alasan mengapa saya antusias dengan partisipasi Indonesia dalam Olimpiade London ini adalah, saya lagi jenuh-jenuhnya dengan berita-berita negatif semacam kasus korupsi, joki di ujian masuk perguruan tinggi, atau money politics dalam pilkada. Saya berharap bisa menemukan banyak teladan kejujuran dan fair play dari perjuangan kontingen Indonesia dalam Olimpiade ini. Makanya saya patah hati banget waktu pasangan ganda puteri kita didiskualifikasi karena penyebab yang mencoreng semangat sportivitas.

Masih ingat motto Olimpiade; Citius, Altius, Fortius? Ungkapan berbahasa Latin yang berarti Lebih cepat, Lebih tinggi, Lebih kuat ini seakan mengokohkan Olimpiade sebagai kancah pertandingan olahraga yang sangat kompetitif. Ya iyalah.. Tahun ini, jumlah negara pesertanya aja ada 204, dengan sekitar 10.500 atlet yang berlaga untuk memperebutkan medali lewat 26 cabang olahraga.

Rabu, 01 Agustus 2012

[Viva.co.id] VIVA Baru, VIVA Kita


Hari ini, tiba-tiba saya ingin sedikit bernostalgia, ke masa duapuluh tahun silam. Masih ingat nggak, waktu itu surat kabar cetak masih menjadi salah satu sumber informasi utama bagi masyarakat Indonesia? Belum sah rasanya pagi hari kalau belum membaca satu-dua berita hangat di halaman depannya. Yang dimaksud berita hangat di sini adalah hal-hal penting atau bersejarah yang terjadi satu hari sebelum surat kabar edisi tersebut terbit.

Surat kabar cetak
Tapi zaman terus berubah. Selalu ada inovasi teknologi setiap hari, mulai dari sistem pemancar televisi yang lebih canggih, telepon seluler yang semakin pintar, dan tentu saja jaringan internet yang kian luas. Tren media massa pun bergeser, dari media cetak menjadi media digital yang dapat diakses via internet.

Selain lebih ramah lingkungan karena menghemat kertas, media digital unggul karena keterkiniannya dan keleluasaan aksesnya. Lewat media massa online, peristiwa-peristiwa yang terjadi di seluruh dunia bisa tersiar di layar komputer di hadapan kita dalam waktu beberapa jam atau bahkan hitungan menit saja! Media digital benar-benar mengubah definisi berita hangat ala surat kabar cetak menjadi “berita heboh kemarin adalah berita basi hari ini”, atau malah “berita heboh satu jam lalu adalah berita basi detik ini”.